Penampakan erupsi gunung api Nevado del Ruiz, Kolombia pada Kamis, 30 Maret 2023/Net
Evakuasi terhadap warga yang tinggal di dekat gunung berapi Nevado del Ruiz, Kolombia, akan segera dilakukan, menyusul lonjakan aktivitas seismik yang menunjukkan kemungkinan letusan dalam beberapa hari atau minggu mendatang.
Direktur interim Unit Bencana Nasional Kolombia Luis Fernando Velasco pada Selasa (4/4) mengatakan, pihaknya akan mengevakuasi empat puluh keluarga di Provinsi Caldas yang jaraknya hanya 15 kilometer dari gunung berapi.
"Kami mendukung keputusan komite lokal untuk mengevakuasi beberapa orang," kata Velasco, setelah mengadakan pertemuan bersama otoritas negara bagian yang wilayahnya berdekatan dengan gunung berapi.
Menurut Velasco, evakuasi tersebut bersifat preventif, sebab daerah terdekat gunung berapi memiliki infrastruktur komunikasi yang buruk, sehingga mempersulit arus informasi peringatan bencana.
Dikutip dari
Reuters pada Rabu (5/4), Velasco mengatakan setelah evakuasi tahap awal dilakukan, disusul dengan pemindahan terhadap 500 keluarga, dengan anak-anak diprioritaskan untuk evakuasi lebih dulu, meskipun orang tua mereka memilih untuk menetap.
"Kemungkinan dalam beberapa hari mendatang kita perlu mengevakuasi lebih banyak orang," ungkapnya.
Selain upaya evakuasi lebih awal, Velasco menyebut pemerintah juga akan memantau daerah di sekitar sungai dan daerah yang rawan longsor jika terjadi letusan.
"Rencana juga dibuat untuk tempat penampungan pengungsi dan untuk pengangkutan ternak dan hewan peliharaan," tambahnya.
Menyusul perubahan tingkat siaga gunung menjadi tanda oranye sejak akhir pekan lalu, Gubernur Caldas Luis Carlos Velasquez segera meminta pemerintah nasional mengalokasikan dana hingga 800 juta peso atau Rp 2,6 miliar untuk memperkuat sistem peringatan dini, 400 juta peso atau Rp 1,3 miliar untuk mesin, dan biaya perumahan pengungsi.
Gunung api Nevado pernah meletus tahun 1985 dan menjadi bencana alam terbesar di Kolombia yang menyebabkan longsoran tanah dan pecahan batu yang mengubur seluruh permukiman hingga menewaskan lebih dari 25.000 orang.