Penangkapan jurnalis Wall Street Journal (WSJ) oleh Rusia mendapat kecaman keras dari Amerika Serikat.
Sementara politikus dan pihak WSJ mendesak Gedung Putih agar mempertimbangkan 'eskalasi diplomatik dan politik' sebagai tanggapan atas penangkapan dan tuduhan spionase terhadap Evan Gershkovich, Presiden AS Joe Biden justru menegaskan bahwa ia belum memiliki rencana untuk meluncurkan pembalasan.
"Itu bukan rencana untuk saat ini," kata Biden kepada wartawan pada Jumat (31/3) di Gedung Putih sebelum melakukan perjalanan ke Mississippi.
Meski berada dalam tekanan untuk bertindak atas langkah Moskow, Biden menekankan tidak ada rencana untuk mengusir duta besar Rusia atau jurnalis Rusia yang ada di AS.
Saat ditanya oleh wartawan tentang pesannya ke Rusia, Biden mengatakan ia telah mendesak Rusia agar segera membebaskan Gershkovich.
"Biarkan dia bebas," kata Biden.
Gershkovich, jurnalis dan seorang warga negara AS, sedang dalam tugas pelaporan di kota pegunungan Ural Yekaterinburg ketika dia ditahan pada Rabu oleh agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).
FSB menuduh dalam sebuah pernyataan bahwa Gershkovich bertindak atas "tugas dari pihak Amerika untuk mengumpulkan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia negara tentang aktivitas salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia."
Ini adalah pertama kalinya seorang jurnalis Amerika ditahan di Rusia atas tuduhan mata-mata sejak Perang Dingin.
Meski pihak WSJ membantah tuduhan itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa jurnalis itu "tertangkap basah".
WSJ telah menerbitkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan mendalam atas keselamatan Gershkovich.
Dewan redaksi WSJ mendesak Washington untuk mengusir duta besar Rusia serta jurnalis Rusia dari Amerika Serikat sebagai tanggapan penangkapan jurnalisnya.
"Pemerintahan Biden harus mempertimbangkan eskalasi diplomatik dan politik. Mengusir duta besar Rusia untuk AS, serta semua jurnalis Rusia yang bekerja di sini, akan menjadi harapan minimum," kata surat kabar itu.