Berita

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina/Net

Dunia

Proyek BRI China Mulai Kehilangan Kredibilitasnya di Bangladesh

KAMIS, 30 MARET 2023 | 15:53 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Proyek Belt Road Initiative (BRI) China mulai kehilangan kredibilitasnya di Bangladesh, setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina menyatakan sikap yang lebih hati-hati terhadap jalinan kerja sama tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Hasina mengimbau pemerintah Bangladesh untuk berhati-hati dalam membangun kemitraan dengan China.

Peringatan itu ia sampaikan ketika melihat perkembangan proyek BRI China di Sri Lanka dan Pakistan yang cenderung membebani negara tuan rumah dengan ketergantungan utang dan penggadaian aset sumber daya penting.


"Kami sangat berhati-hati dalam mengambil pinjaman. Sebagian besar kami mengambil pinjaman dari lembaga seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia. Dari China, pinjaman kami sangat rendah. Tidak seperti Sri Lanka atau siapa pun," ujar Hasina, seperti dikutip dari ANI News pada Kamis (30/3).

Sejalan dengan PM Hasina, Menteri Luar Negeri Bangladesh AHM Mustafa Kamal juga mendesak negara-negara berkembang untuk memikirkan kembali keputusan mereka dalam menerima lebih banyak pinjaman di bawah BRI.

Pernyataan dua petinggi Bangladesh menandakan kecenderungan negara yang tidak ingin lagi bergantung pada bantuan China.

Sebuah laporan dari Dhaka, berjudul 'Bangladesh Menilai Kembali Strategi BRI-nya saat AS Menawarkan Alternatif Baru', mengatakan antusiasme awal di Bangladesh tentang proyek-proyek BRI tampaknya telah sirna.

Tahun lalu Bangladesh mengalami masalah utang luar negeri yang menumpuk, berutang sekitar 4 miliar dolar AS atau Rp 60 triliun ke China.

Untuk mengatasi krisis, Bangladesh memilih untuk membatalkan atau menunda beberapa proyek infrastruktur di bawah BRI, termasuk proyek jalan raya.

Bangladesh lebih memilih untuk meminta paket bailout sebesar 4,5 juta dolar AS atau Rp 67 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF), karena cadangan devisa yang menipis mempersulit impor barang-barang penting.

Melalui proyek BRI-nya, China perlahan-lahan mendapatkan kendali atas Pelabuhan Hambantota Sri Lanka di bawah sewa 99 tahun dan wajah berbahaya BRI semakin terlihat ketika negara Asia Selatan itu mengalami krisis ekonomi terburuk.

Sama halnya dengan Pakistan, China memanfaatkan tumpukan piutang yang diberikan untuk mengeksploitasi sumber daya alam di bawah proyek BRI.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya