Berita

Presiden Joe Biden/Net

Dunia

Gedung Putih Sentil Republik karena Lamban Mengekang Kekerasan Senjata

KAMIS, 30 MARET 2023 | 08:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekerasan senjata api masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Amerika Serikat, menyusul penembakan di sebuah sekolah dasar di Tennessee baru-baru ini.

Gedung Putih dalam permohonannya pada Rabu (29/3) berharap parlemen dapat membuat langkah tepat untuk mengekang kekerasan senjata, sekaligus mengkritik anggota parlemen yang mengatakan tidak banyak yang dapat dilakukan untuk kekerasan senjata ini.

Amerika Serikat telah mencatat ratusan peristiwa penembakan massal sepanjang tahun 2023, sebuah data yang memprihatinkan.

"Tidak dapat diterima bahwa Partai Republik mengatakan tidak ada yang bisa kami lakukan," kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan dalam pengarahan Rabu, seperti dikutip dari Reuters.

"Sekolah kami, gereja kami, tempat ibadah kami, sekarang telah menjadi tempat yang mematikan bagi banyak orang Amerika," lanjutnya.

Beberapa waktu lalu, anggota parlemen di Kongres menanyakan tindakan legislatif apa yang dapat membantu mengatasi gelombang kekerasan senjata yang meningkat. Beberapa dari Partai Republik  mengatakan hanya sedikit yang dapat mereka lakukan.

Senator Republik AS Mike Rounds mengatakan bahwa sejauh ini mereka telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

"Ketika kita mulai berbicara tentang larangan atau menentang Amandemen Kedua, saya pikir hal-hal yang telah dilakukan telah sejauh yang kita lakukan dengan kontrol senjata," katanya, menambahkan bahwa sekolah membutuhkan lebih banyak dana untuk memperkuat keamanan mereka.

Amandemen Kedua terhadap Konstitusi Amerika Serikat melindungi hak individu untuk memegang dan membawa senjata.

Amandemen ini disahkan pada 15 Desember 1791 sebagai bagian dari Bill of Rights, dengan tujuan untuk pertahanan diri, terutama di dalam rumah.

Sejak penembakan Senin, Gedung Putih telah menyalahkan Partai Republik karena kelambanan dalam pengendalian senjata.  

Aksi penembakan massal telah menggegerkan Nashville, ibu kota negara bagian Tennessee, yang dikenal sebagai Kota Musik, pada Senin (27/3).

Penembakan yang terjadi di  Covenant School pada siang hari itu menewaskan sedikitnya enam orang. Korban tewas adalah tiga siswa dan tiga staf sekolah. Pelaku, mantan siswa di sekolah tersebut, membawa beberapa senapan saat memasuki sekolah, salah satunya adalah senapan serbu.

Biden pada hari Selasa memperbarui seruannya untuk larangan kepemilikan senjata, terutama "senjata serbu", mengklaim ada "harga moral yang harus dibayar atas kelambanan pencegahan kekerasan senjata.

Anggota parlemen bereaksi atas seruan Biden, mempertanyakan apakah itu berarti akan ada penyitaan senjata. Jean-Pierre menegaskan bahwa yang dimaksud Biden adalah larangan senjata serbu seperti AR15, yang merupakan senjata perang.

"Mereka (senjata serbu) tidak boleh berada di jalan-jalan di seluruh negeri di komunitas kita. Mereka seharusnya tidak berada di sekolah. Mereka seharusnya tidak berada di toko bahan makanan. Mereka seharusnya tidak berada di gereja. Itulah yang diyakini presiden, dan dia telah melakukan lebih dari presiden mana pun dalam dua tahun pertama perintah eksekutif," ujarnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya