Penduduk Chilobwe di Blantyre, Malawi yang terdampak topan Freddy/Net
Topan Freddy yang membawa banjir bandang dan merobohkan ratusan rumah di beberapa negara di Afrika bagian selatan, disinyalir dapat memperburuk wabah kolera yang telah lama menyerang kawasan tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (23/3), topan yang melanda negara Madagaskar, Mozambik, dan Malawi terjadi di tengah upaya negara-negara itu mengatasi penyebaran kolera yang terus berkembang dalam beberapa bulan terakhir.
Oleh sebab itu, WHO khawatir jika dampak banjir bandang akibat Topan Freddy yang berkepanjangan dapat memperparah penyebaran kolera di negara Afrika Selatan yang sudah rentan.
Kantor regional WHO di Afrika menyebut kasus kolera meningkat lebih dari dua kali lipat di Mozambik selama seminggu terakhir atau sejak topan Freddy menyerang. Tepatnya, naik dari dari 1.023 menjadi 2.374 pada Senin (20/3).
Sementara di Malawi, kasus kolera cenderung turun, dengan kasus turun 1.424 awal pekan ini dibandingkan dengan 1.956 di minggu sebelumnya.
Tetapi, dengan banjir yang terus meluas akibat Topan Freddy, kemajuan yang dicapai Malawi baru-baru ini atas penyakit kolera, kemungkinan besar akan kembali terhambat.
Mengutip
Xinhua, kolera adalah infeksi akut yang sangat ganas, dapat menyebar dengan cepat dan dehidrasi yang bisa menyebabkan morbiditas serta risiko kematian yang tinggi.
Namun, penyakit ini mudah diobati dengan pemberian larutan rehidrasi oral atau cairan intravena segera mungkin.
Wabah kolera, yang saat ini menyerang 14 negara Afrika, kondisinya semakin memburuk di tengah iklim ekstrem dan konflik kekerasan yang meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap penyakit tersebut.