Berita

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono/Net

Politik

Arief Poyuono: Pantas Indonesia Stagflasi, Menterinya Jokowi Sampai Rangkap 30 Jabatan

SELASA, 14 MARET 2023 | 22:39 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pengakuan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memiliki 30 jabatan sekaligus pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo di periode kedua ini, menimbulkan kritik yang cukup keras dari publik.

Salah satunya disampaikan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono. Pasalnya, ia melihat rangkap jabatan pejabat negara bertolak belakang dengan kondisi rakyat Indonesia sekarang ini, dimana mayoritas masih kesulitan.

"Makanya soal rangkap jabatan menteri dan pejabat negara yang sampai 30 jabatan itu bagian dari stagflasi, atau stag pembangunan Indonesia dan pertumbuhan Indonesia," ujar Arief melalui akun Twitternya, Selasa (14/3).


Menurutnya, rangkap jabatan justru membuat kerja seorang Menteri atau pejabat negara malah tidak maksimal, karena pada akhirnya mereka tidak fokus bekerja sesuai jabatannya.

"Kalau 30 jabatan, berarti 1 hari dia tugasnya satu jabatan. Kan 30 jabatan. Mana bisa fokus. Misalnya, Menkeu merangkap 30 jabatan," sambungnya menyindir.

Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra ini bahkan menduga, bukan cuman menteri yang punya banyak jabatan, tapi juga ada pejabat negara sekelas eselon yang juga merangkap jabatan.

"Menteri BUMN merangkap Ketum PSSI. Terus, enggak tahu lagi deh menteri-menteri yang lain. Terus, pejabat-pejabat di bawahnya merangkap komisaris-komisaris BUMN, ya enggak maju-maju Indonesia," tuturnya.

Bahkan, Arief mengkalkulasi besaran gaji Sri Mulyani yang merangkap hingga 30 jabatan, dimana totalnya bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam sebulan.

"Jadi rangkap jabatan itu, kalau Rp 30 (jabatan), satu jabatan (gajinya) Rp 20 juta satu jabatan, Rp 600 juta gajinya," tuturnya.

Arief lantas membandingkan fenomena rangkap jabatan yang terjadi di Indonesia dengan negara-negara tetangga. Dimana, ada upaya memaksimalkan kerja pejabat dengan gaji yang besar.

"Mana ada di Amerika di China menterinya rangkap jabatan? Atau di Singapura, enggak ada," urai Arief.

"Sudah, gaji saja menterinya yang gede. Kalian enggak boleh lagi rangkap jabatan, enggak boleh lagi jadi pengusaha, lepasin semua. Coba (lihat) di Singapura, kan maju," sambungnya.

Oleh karena itu, Arief meyakini kondisi Indonesia akan terus sama, apabila gaji menteri atau pejabat negara tidak dibuat tinggi.

"Sehebat apapun Pak Jokowi jadi presidennya, enggak bisa naik pertumbuhan ekonominya dua digit. Karena menteri-menterinya banyak rangkap jabatan. Nah itu harus Pak Jokowi tahu. Pak Jokowi saja satu jabatan presiden RI," keluhnya.

"Sudah kita kasih Rp 600 juta menteri, kerja benar-benar Menkeu, Menteri BUMN, menteri segalanya. Jadi maju, terukur," demikian Arief menambahkan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya