Kyiv-Pechersk Lavra adalah permata mahkota Gereja Ortodoks di Ukraina. Ini adalah komplek yang menampung banyak gereja, biara aktif, akademi teologi, museum, dan jaringan gua bawah tanah yang berisi relik suci/Net
Dorongan untuk mengusir Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) beserta biarawannya dari kompleks biara Kyiv Pechersk Lavra, telah mendapat persetujuan dari Presiden Ukraina Volodymir Zelensky.
Berbicara pada Minggu malam waktu setempat, Zelensky dalam pengumumannya menyindir bahwa gereja itu adalah agen Rusia.
“Minggu ini juga ada langkah untuk memperkuat kemandirian spiritual kita,†kata Zelensky, seperti dikutip dari
RT, Selasa (14/3).
“Kami tidak akan membiarkan negara teroris memiliki kesempatan untuk memanipulasi spiritualitas rakyat kami, untuk menghancurkan situs suci kami, Lavra kami," atau untuk mencuri barang berharga dari mereka," katanya.
Zelensky juga mengklaim langkah-langkah yang dilakukan pemerintahnya sepenuhnya legal dan mendapat dukungan penuh dari publik Ukraina.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Kementerian Kebudayaan Ukraina memberi tahu para uskup bahwa mereka memiliki waktu hingga 29 Maret untuk mengosongkan gereja, mengklaim bahwa mereka telah melanggar perjanjian tahun 2013 di mana negara mengizinkan mereka untuk mengelola cagar alam bersejarah nasional.
Didirikan pada tahun 1051, Pechersk Lavra ('Biara Gua') dianggap sebagai situs Kristen Ortodoks paling menonjol di Ukraina.
Moskow telah meminta semua gereja Kristen, serta PBB dan organisasi internasional lainnya, untuk menanggapi langkah Ukraina yang mereka sebut sebagai keputusan yang keterlaluan.
'Langkah Kyiv untuk mengusir para biarawan itu tidak dapat diterima dan benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada Senin.
“Kami percaya bahwa komunitas dunia harus menanggapi keputusan yang keterlaluan seperti itu," ujarnya.
Pada Sabtu, kepala Gereja Ortodoks Rusia membandingkan penggusuran itu dengan pengusiran pendeta Ortodoks di bawah Komunisme.
"Langkah seperti itu akan menyebabkan pelanggaran terhadap hak jutaan umat Ortodoks Ukraina," kata Patriark Kirill, dalam sepucuk surat yang dikirim ke PBB, kepala gereja Ortodoks lainnya, Paus Fransiskus dari Roma, Uskup Agung Canterbury, Koptik Paus Tawadros II dari Aleksandria, dan lainnya.