Berita

Pejabat Tinggi Keamanan Iran Ali Shamkhani, diplomat senior China Wang Yi, dan Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaid Al Aiban berfoto setelah sepakat melanjutkan hubungan diplomatik bilateral pada Jumat, 10 Maret 2023/Net

Dunia

Jadi Juru Damai Iran-Arab Saudi, Diplomasi China Makin Unggul

SENIN, 13 MARET 2023 | 13:37 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Keberhasilan China menjadi penengah dalam normalisasi hubungan Iran dan Arab Saudi menjadi bukti bahwa Beijing memiliki sisi konstruktif yang dipandang baik oleh banyak pihak.

Begitu pendapat dari peneliti Stimson Center, Barbara Slavin, lewat tulisan opini bertajuk "China shows its constructive side by brokering a deal between Iran & Saudi Arabia" pada Jumat (10/3).

Di tengah kesibukan negara Barat dalam mencapai perdamaian di Ukraina, China hadir dengan gagasan yang sama di wilayah Teluk untuk menengahi konflik politik berkepanjangan antara Iran dan Saudi.


Menurut Barbara, peran China sebagai mediator juga memperlihatkan keunggulan diplomasinya dibanding AS yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak 1980.

Keputusan menjadikan China sebagai penengah pada Jumat (10/3) tidak hanya mengurangi persepsi tentang kekuatan AS, tetapi juga dinilai mampu membawa perubahan besar bagi konflik di Timur Tengah.

Jika Iran dan Arab Saudi menindaklanjuti janji mereka dan memulihkan hubungan diplomatik dalam dua bulan ke depan, maka akan membantu memperkuat gencatan senjata dalam perang saudara brutal Yaman dan menguntungkan konflik regional lainnya.

Itu juga dinilai dapat membantu meningkatkan ekonomi Lebanon yang terpukul, juga membawa manfaat bagi Irak dan Suriah.

Pemulihan hubungan Iran dan Saudi juga diperkirakan akan membuat oposisi Teheran di luar negeri, Mujaheddin-e Khalq, merasa kecewa dengan langkah tersebut.

Pasalnya, aliran dana Saudi kepada mereka bisa jadi mengalami pengurangan yang cukup signifikan.

Selain itu, jika China melanjutkan langkah konstruktifnya di Iran dan mendorong kembalinya kesepakatan nuklir, itu tidak hanya berdampak pada peningkatan hubungan ekonomi Beijing-Teheran, tetapi juga akan mengurangi kekhawatiran tentang proliferasi nuklir regional Saudi.

Teheran dan Riyadh telah berselisih sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Keduanya saling menuduh mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain dengan mendukung aktor nonnegara seperti Yaman.

Sementara China mulai menjadi pemain penting di kawasan teluk, setelah membeli minyak mentah Iran dalam jumlah yang signifikan yang kala itu sedang dijatuhi sanksi ekonomi oleh AS.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya