Berita

Pendukung Abu Bakar dan anggota Partai Rakyat Demokratik (PDP) berjalan ke markas INEC di Abuja untuk mengajukan petisi, mengklaim adanya kecurangan pemilu, Senin 6 Maret 2023/Net

Dunia

Tolak Hasil Pemilu, Oposisi Nigeria Geruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum

SELASA, 07 MARET 2023 | 12:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Upaya menentang hasil pemilu Nigeria terus dilakukan pihak oposisi. Dipimpin Atiku Abubakar, yang berada di urutan kedua dalam pemilihan presiden 25 Februari, massa menggeruduk kantor Komisi Independen Pemilihan Nasional (INEC) pada Senin (6/3).

Berpakaian serba hitam, pendukung Abu Bakar dan anggota Partai Rakyat Demokratik (PDP) berjalan ke markas INEC di Abuja dan mengajukan petisi, mengklaim adanya kecurangan pemilu.

"INEC memiliki keterlibatan langsung dalam membantu dan bersekongkol dalam kecurangan dan manipulasi hasil pemilu untuk kepentingan partai yang berkuasa," kata Iyorchia Ayu, ketua PDP, seperti dikutip dari Africa News, Selasa (7/3).


"Ini benar-benar situasi yang mengerikan," kata pemimpin PDP lainnya, Baraka Sani, yang dikelilingi pengunjuk rasa dengan spanduk bertuliskan "Selamatkan demokrasi kami" dan "INEC korup".

Badan pemilihan pekan lalu mengumumkan Bola Tinubu dari Kongres Semua Progresif (APC) yang berkuasa sebagai pemenang untuk menggantikan Presiden Muhammadu Buhari pada Mei.

Hampir 25 juta orang memberikan suara dalam pemungutan suara yang sebagian besar berlangsung damai tetapi dirusak oleh penundaan yang lama dan gangguan teknis, membuat marah para pemilih dan partai oposisi yang telah mengklaim kecurangan suara besar-besaran.

Komisi telah mengakui kesulitan teknis pada hari pemungutan suara tetapi menolak klaim penipuan.

Peter Obi dari Partai Buruh, yang berada di urutan ketiga dalam pemilihan, juga menolak hasil tersebut. Ia mengatakan akan pergi ke pengadilan untuk membuktikan kepada warga Nigeria bahwa dia memenangkan pemilihan presiden.

Pemilu Nigeria sering dirusak oleh tuduhan penipuan.

Dalam upaya untuk meningkatkan transparansi, INEC tahun ini memperkenalkan identifikasi pemilih biometrik untuk pertama kalinya di tingkat nasional serta IReV, database online pusat untuk mengunggah hasil.

Tetapi beberapa pemilih dan partai oposisi mengatakan kegagalan dalam sistem saat mengunggah penghitungan memungkinkan manipulasi surat suara dan perbedaan antara hasil manual dan online.

Masalah dengan teknologi baru juga menyebabkan penundaan dan antrian yang besar, membuat beberapa orang enggan memilih.

Dengan pemilih terdaftar berjumlah 93,4 juta, jumlah pemilih hanya di atas 27 persen, lebih sedikit dari pemilu 2019.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya