Berita

Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/Net

Dunia

Rusia: Paket Sanksi Terbaru UE akan Membunuh Kedaulatan Ekonomi Eropa

RABU, 01 MARET 2023 | 07:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Rusia menanggapi dengan dingin paket sanksi ke-10 yang dijatuhkan Uni Eropa. Kremlin menyebutnya sebagai racun yang lambat laun akan membunuh negara-negara blok itu sendiri.

Berbicara pada Selasa (28/2), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kedaulatan ekonomi UE sendiri yang nantinya akan mati akibat sanksi yang diadopsi pada 25 Februari itu.

"Sesungguhnya, UE memberlakukan sanksi terhadap dirinya sendiri dengan menargetkan Rusia. Mereka melakukannya selama yang mereka diinginkan, yang justru menyebabkan ketergantungannya pada pesaingnya,"  kata Zakharova, seperti dikutip dari RT.


"Sulit untuk tidak setuju dengan kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell, yang mengatakan di Parlemen Eropa pada 15 Februari tahun ini bahwa sanksi adalah 'racun yang bekerja lambat'. Tapi itu 'membunuh'.  Dan yang terbunuh justru pertama-tama adalah kedaulatan ekonomi Uni Eropa sendiri," katanya.

Diplomat itu menambahkan, dengan memperluas sanksi terhadap pejabat Rusia, UE melanggar kebebasan bergerak. Ia juga menyinggung sanksi terhadap media Rusia yang disebutnya penyensoran yang membuat orang kehilangan sudut pandang.

"Pembatasan terhadap jurnalis dan perusahaan media merusak basis masyarakat demokratis," katanya.

Zakharova meyakini bahwa kebenaran akan terungkap. Ancaman Uni Eropa untuk menghukum negara ketiga jika mereka tidak mematuhi pembatasan anti-Rusia, akan memperkuat penolakan oleh dunia terhadap kebijakan diktator neo-kolonial Barat yang inheren.

Zakharova juga mencela UE yang menyebut Rusia melakukan pemindahan paksa terhadap anak-anak terlantar yang orang tuanya terbunuh akibat senjata yang dipasok oleh negara-negara Barat. Ini terkait dengan langkah Moskow yang memindahkan anak yatim piatu dari wilayah berbahasa Rusia di Ukraina yang dilanda perang ke keluarga dan panti asuhan yang ada di Rusia.

Ia mengecam dengan mengatakan, selama lebih dari delapan tahun Uni Eropa mengabaikan pembunuhan anak-anak akibat penembakan AFU (angkatan bersenjata Ukraina) di Donbas. Jadi, ketika Rusia justru menolong anak-anak yatim itu, mengapa Barat menudingnya dengan menyebutnya sebagai 'pemindahan paksa'.

"Tidak ada pejabat UE yang tahu apa itu Alley of Angels di Donetsk. Tragedi kemanusiaan ini secara sinis dirahasiakan di UE, karena tidak sesuai dengan interpretasi peristiwa sepihak Barat," ujarnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya