Berita

Gambar yang dirilis oleh Komando Pertahanan Denmark menunjukkan kebocoran gas di pipa gas Nord Stream 27 September 2022/Net

Dunia

Jurnalis Senior Kembali Berkoar, Yakin Biden Dalang di Balik Meledaknya Pipa Nord Stream

SELASA, 28 FEBRUARI 2023 | 06:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Teka-teki tentang siapa dalang di balik meledaknya pipa Nord Stream di Laut Baltik September tahun lalu kembali diungkap ke permukaan oleh jurnalis investigasi pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh.

Dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Hersh secara terbuka mengklaim bahwa Presiden AS Joe Biden  yang memerintahkan penghancuran pipa Nord Stream dengan tujuan untuk memastikan Jerman tidak berubah pikiran tentang sanksi terhadap Rusia dan pengiriman senjata ke Ukraina.

"Itu tidak akan membantu perang. Lalu, untuk apa dia melakukannya, adalah untuk mencegah Jerman dan Eropa Barat, seandainya musim dingin datang dengan cepat, dari membuka saluran pipa," kata Hersh dalam program RT "Going Underground" yang tayang Sabtu, seperti dikutip dari CGTN, Senin (27/2).


Dalam wawancara tersebut, Hersh kembali memaparkan klaimnya yang ia sebut hasil dari investigasinya, bahwa komunitas intelijen AS menyusun rencana tersebut pada akhir 2021, sebelum meningkatnya permusuhan di Ukraina.

Namun, ketika Biden dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland secara terbuka berbicara tentang menghentikan dan mengakhiri Nord Stream 2, menurut Hersh, komunitas intelijen itu menjadi kecewa, sebab itu seharusnya menjadi operasi rahasia.

"Orang-orang yang melakukan hal ini di komunitas intelijen, pada awalnya mereka mengira itu adalah ide yang bagus," kata Hersh.

Menurut hasil investigasinya, bom ditanam pada bulan Juni, selama latihan angkatan laut BALTOPS 2022 yang dijadwalkan di pulau Bornholm, Denmark.

"Bom meledak pada akhir September, karena Ukraina menghadapi masalah serius di medan perang," kata Hersh.

Sebelumnya, wartawan veteran itu menulis dalam laporan yang diterbitkan sendiri di blog miliknya di Substack bahwa AS dan Norwegia harus disalahkan atas serangkaian ledakan yang melumpuhkan Nord Stream 1 dan Nord Stream 2, jaringan pipa di bawah Laut Baltik yang dibangun untuk memasok Eropa Barat dengan gas alam Rusia.

Hersh juga mengungkapkan bahwa dia telah menghubungi Gedung Putih dan Central Intelligence Agency (CIA) untuk memberikan komentar, di mana keduanya dengan tegas menolak klaim dalam laporan tersebut.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson bahkan menggambarkan laporan itu sebagai fiksi semata, sementara juru bicara CIA menyebut laporan itu sepenuhnya dan sama sekali tidak benar.

Ditanya tentang klaim Hersh bahwa Oslo mendukung operasi tersebut, Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan bahwa itu salah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya