Berita

Lokasi konstruksi proyek percontohan hidrogen hijau fotovoltaik 10.000 ton pertama Sinopec di Kota Kuqa, Xinjiang, Tiongkok/Net

Dunia

China Memulai Proyek Hidrogen Hijau Terbesar di Dunia Senilai 828 Juta Dolar AS

SABTU, 25 FEBRUARI 2023 | 16:15 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China telah memulai pembangunan proyek hidrogen hijau skala besar yang akan menggunakan tenaga surya dan angin di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China.

Menurut keterangan China Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec), penyuling minyak terbesar di negara itu, nilai proyek mencapai 828,04 juta dolar AS, dan merupakan yang terbesar di dunia dalam bidang kimia batubara hidrogen hijau.

Menurut Xu Zhendong, direktur eksekutif Sinopec Star Petroleum cabang Mongolia Dalam, hidrogen hijau dan oksigen hijau yang dihasilkan di sana akan diangkut melalui jaringan pipa ke proyek percontohan pemrosesan dalam batubara untuk menggantikan sebagian produksi yang menggunakan metode batubara-ke-hidrogen yang ada.

"Setelah beroperasi penuh, proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dioksida tahunan sekitar 1,43 juta ton. Itu setara dengan menanam sekitar 825.000 pohon," menurut Xu, seperti dikutip dari RT, Sabtu (25/2).

Mongolia Dalam saat ini merupakan salah satu wilayah penambangan batu bara terbesar di China, tetapi akan menjadi pusat energi terbarukan. Meskipun China masih sangat bergantung pada industri batu baranya yang besar, negara itu berharap dapat melakukan transisi bertahap ke alternatif terbarukan dan mencapai dekarbonisasi selama beberapa dekade mendatang.

China telah berencana untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060 menyusul puncak emisi karbon pada tahun 2030.

Hidrogen dianggap hijau karena diproduksi dari energi terbarukan, seperti sumber matahari dan angin, dan tidak menghasilkan emisi karbon dioksida.

China, yang bertujuan menjadi negara netral karbon pada tahun 2060 adalah produsen hidrogen terbesar di dunia, meskipun sebagian besar saat ini diproduksi dari batu bara.

Hasil tahunan negara ini diperkirakan mencapai hingga 200.000 ton hidrogen – berkat energi terbarukan – untuk mengurangi emisi karbon dioksida hingga dua juta ton pada tahun 2025.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

Pagar Suci Bekali Robinsar-Fajar Senjata Kujang

Senin, 04 November 2024 | 18:05

Menunggu Langkah Polri Periksa Budi Arie Usut Bandar Judol

Senin, 04 November 2024 | 17:42

Hajj Run 2024 Strategi Tingkatkan Literasi Haji pada Masyarakat

Senin, 04 November 2024 | 17:42

Muzani soal Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo: Hanya Silaturahmi Biasa

Senin, 04 November 2024 | 17:29

Undang Stakeholder, Baleg DPR Susun Prolegnas 2025-2029

Senin, 04 November 2024 | 17:21

Menhut Gandeng Polri Berantas Pembalakan Liar

Senin, 04 November 2024 | 17:15

Putri Zulkifli Hasan Siap Kawal Target Swasembada Energi

Senin, 04 November 2024 | 17:08

Penetapan Tersangka Tom Lembong Terlalu Dipaksakan

Senin, 04 November 2024 | 16:50

BNI dan BSD Jalin Kerja Sama Pembiayaan Supply Chain

Senin, 04 November 2024 | 16:46

Latihan Militer Perdana Indonesia-Rusia Latma ORRUDA 24 Resmi Dimulai

Senin, 04 November 2024 | 16:46

Selengkapnya