Aksi protes di Paris yang menuntut pembatalan refirmasi usia pensiun/Net
Putaran keempat aksi protes reformasi pensiun pada sabtu (11/2) diwarnai kericuhan, setelah pengunjuk rasa di Paris menjungkirbalikkan tong sampah dan memecahkan jendela toko.
Polisi dikerahkan di seluruh Prancis untuk mengamankan aksi yang biasanya akan berakhir dengan pergolakan dan kekerasan.
Kelompok ekstremis mulai berulah dengan berteriak memprovokasi massa. Mereka juga mulai melempar botol ke arah petugas.
Laporan
Euro News menyebutkan, polisi Paris menembakkan gas air mata dan menangkap para penghasut di mana di saat bersamaan sebuah mobil terbalik dan dibakar di Boulevard Voltaire.
Lebih dari 960.000 orang berbaris di Paris, Nice, Marseille, Toulouse, Nantes dan kota-kota lain, menurut Kementerian Dalam Negeri. Mereka terus mendesak pemerintah agar mundur dari rencana reformasi pensiun yang dinilai merugikan.
Barisan aksi protes dimulai dari Place de la Republique menuju Place de la Nation. Pihak berwenang meminta pengunjuk rasa segera kembali ke rumah masing-masing, tetapi pengunjuk rasa tetap meneruskan langkah mereka.
Serikat pekerja Prancis telah mengumumkan "blokade negara" mulai 7 Maret jika pemerintah tidak mengambil langkah mundur dari proyek reformasi pensiun.
Reformasi, yang ketentuan utamanya disampaikan oleh Perdana Menteri Elisabeth Borne pada 10 Januari, akan menaikkan usia pensiun minimum dari usia 62 tahun menjadi 64 tahun pada tahun 2030 dan akan meningkatkan pensiun penuh minimum menjadi 1.200 euro setelah berkarir minimal 43 tahun.
RUU tersebut sedang dipertimbangkan oleh Majelis Nasional (majelis rendah parlemen Prancis). Perdana menteri mengharapkan untuk melaksanakan reformasi musim panas ini.
Aksi protes pertama digelar pada 19 Januari, lalu 31 Januari, dan 7 Februari, lalu Sabtu 11 Februari. Reli nasional berikutnya diperkirakan akan diadakan pada 16 Februari.