Berita

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Mali Abdoulaye Diop/Net

Dunia

Menlu Diop: Kerja Sama Mali dengan Prancis Gagal, Tidak Memenuhi Aspirasi Rakyat

RABU, 08 FEBRUARI 2023 | 06:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kerja sama Prancis dan Mali dalam perang melawan terorisme harus berakhir.  Mali menolak kerja sama lebih lanjut dengan Prancis karena hubungan bilateral tidak lagi memenuhi kepentingan nasionalnya.

Hal itu diungkapkan  Menteri Luar Negeri Mali Abdoulaye Diop saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Selasa (7/2).

Mali tengah berjuang dalam Perang Saudara, di mana konflik bersenjata meletus pada Januari 2012 yang melibatkan antara Mali bagian utara dan selatan. Pasukan Prancis dikirim untuk membantu penyelesaian konflik di Mali, namun hubungan dengan Prancis telah mencapai tingkat terendah yang baru.


"Kami telah sampai pada kesimpulan bahwa kerja sama ini gagal memenuhi aspirasi rakyat Mali,” ujar Diop, seperti dikutip dari TASS.

Ia menegaskan bahwa setiap negara yang ingin bekerja sama dengan Mali harus mematuhi prinsip kedaulatan Mali dan menghormati haknya untuk memilih mitra yang dibutuhkannya.

Mali ingin mengembangkan kemampuan otonom untuk mempertahankan integritas Mali.

"Mereka (yang membantu Mali) harus menghormati kepentingan kita, dan ini harus menjadi kemitraan yang tulus yang tidak akan memicu perselisihan apa pun di antara bagian mana pun dari masyarakat kita," tekan Diop,  menggarisbawahi bahwa itu tidak hanya berlaku bagi Prancis, tetapi juga untuk negara lainnya.

Tentara Prancis terlibat konflik berkepanjangan dengan junta militer Mali yang akhirnya membuat Prancis secara resmi menarik pasukannya dari Mali dan sekitarnya pada pertengahan 2022.  Prancis menyatakan telah terjadi ‘beberapa hambatan’ dari pemerintah junta militer Mali yang membuat kondisi menjadi tidak kondusif bagi tentara Prancis untuk melanjutkan operasinya di negara yang sedang dilanda konflik, perang saudara dan juga terorisme.

Macron dalam pernyataannya mengatakan, perang melawan teror tidak akan dapat dimenangkan apabila tidak didukung oleh negara itu sendiri.

Setelah putus hubungan dengan Prancis, Mali kemudian merapat ke Rusia dengan Kremlin menjanjikan bantuan yang dibutuhkan negara itu.

Dalam konferensi pers bersama,  Selasa (7/2), Lavrov mengungkapkan Rusia akan memberikan bantuan lebih lanjut kepada Mali untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjatanya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya