Berita

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

Dunia

NATO: Jika Rusia Menang di Ukraina, China Bisa Lakukan Hal yang Sama di Taiwan

RABU, 01 FEBRUARI 2023 | 12:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Bukan hanya berbahaya, potensi kemenangan Rusia atas Ukraina juga diperkirakan dapat mendorong negara otoriter lainnya untuk melakukan hal yang sama. Salah satunya China yang dinilai terus meningkatkan ancamannya pada Taiwan.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg selama konferensi pers bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Selasa (31/1).

Stoltenberg menyebut China menjadi salah satu negara yang paling berpotensi mencontoh kelakuan Rusia terhadap negara tetangganya.

Menurutnya, China telah lama mengikuti dan mengamati perkembangan perang Rusia-Ukraina dan akan menjadikannya tolak ukur dalam menyerang Taiwan.

"Jika Presiden Putin menang di Ukraina, ini akan mengirimkan pesan bahwa rezim otoriter dapat mencapai tujuan mereka melalui kekerasan.  Ini berbahaya," ungkap Stoltenberg, seperti dimuat Al Arabiya.

Melihat situasi ini, Stoltenberg mengatakan, apa yang terjadi di Eropa hari ini bisa terjadi di Asia Timur di kemudian hari.

Pada kesempatan itu, Stoltenberg menekankan bahwa NATO dan Jepang sama-sama sepakat bahwa keamanan Trans-Atlantik dan Indo-Pasifik sangat terkait satu sama lain.

"Apa yang terjadi di kawasan ini (Asia Timur) penting bagi NATO," tegasnya.

Sejalan dengan itu, Kishida menyebut ancaman China telah ikut berpengaruh pada keamanan negaranya, untuk itu Jepang akan berhubungan lebih erat dengan NATO.

"Kami menyambut minat dan keterlibatan NATO di Indo Pasifik. Jepang akan mendirikan kantor perwakilan NATO dan mempertimbangkan untuk mengambil bagian dalam berbagai pertemuan NATO secara rutin," ujarnya.

Dalam pernyataan bersama, Jepang dan NATO sepakat meningkatkan kerja sama di tengah kekhawatiran atas peningkatan kerja sama militer Rusia dengan China, termasuk melalui operasi bersama dan latihan di dekat Jepang.  

Mereka juga menentang ketas setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut China Timur dan mendesak penyelesaian damai atas masalah lintas-Selat.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya