Berita

Seminar bertema 'Batas-Batas Kebebasan Beragama dalam Pandangan Non-Barat: Respons pada Acara International Religious Freedom Summit 2023 di Amerika'/Ist

Nusantara

Gurubesar UIN Jakarta: Membangun Rumah Ibadah di Amerika Lebih Sulit Dibanding Indonesia

RABU, 01 FEBRUARI 2023 | 11:37 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kebebasan beragama di Indonesia memiliki aturan berdasarkan undang-undang dan tidak bertentangan dengan deklarasi universal Hak Asasi Manusia (HAM) serta dankKovenan internasional tentang hak sipil dan politik (the International Covenant on Civil and Political Rights-ICCPR).

Gurubesar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Masykuri Abdillah mengamini saat ini masih ditemukan persoalan sulitnya perizinan membangun rumah ibadah, seperti gereja. Namun demikian, kasus tersebut masih cenderung sedikit jika dibandingkan dengan negara lain.

Bahkan menurutnya, fakta mendirikan tempat ibadah geraja di Indonesia lebih mudah ketimbang mendirikan masjid di Amerika dan negara-negara eropa.

“Jumlah gereja di Indonesia itu juga terbesar ketiga di dunia,” ujar Masykuri dalam seminar bertema 'Batas-Batas Kebebasan Beragama dalam Pandangan Non-Barat: Respons pada Acara International Religious Freedom Summit 2023 di Amerika', Selasa (31/1).

Sementara itu, Dekan Fakultas Agama Islam Unwahas Semarang, Dr Iman Fadilah mengatakan, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim tidak memiliki persoalan dengan konsepsi kebebasan beragama.

“Dalam literasi Islam khususnya klasik, Islam juga senapas dengan konsep-konsep kebebasan beragama yang diakui internasional,” lanjutnya.

Hal itu berbeda dengan Amerika dan negara lain di Eropa. Dikatakan Direktur Sino Nusantara Institut, Dr Ahmad Syaefudin Zuhri, kebebasan beragama oleh Amerika dan negara-negara barat sering digunakan secara politik untuk menekan negara-negara lain.

Zuhri lantas menyinggung acara International Religious Freedom Summit yang digelar 31 Januari-2 Februari 2023 di Amerika harus memberikan ruang konsepsi majemuk tentang kebebasan beragama.

“Jadi konsep kebebasan beragama masih menganut sistem unipolar yang dipaksa disamakan oleh pihak Amerika dan negara-negara Barat,” tandas Ahmad Syaefudin.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya