Berita

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Gatot Nurmantyo Khawatir Permintaan Maaf Jokowi pada PKI Bisa Buat Banjir Darah Terulang

MINGGU, 22 JANUARI 2023 | 12:47 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Permintaan maaf negara yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo atas pelanggaran HAM berat masa lalu dikhawatirkan bisa membangkitkan kelompok kiri dan kelompok kanan, yang pada akhirnya banjir darah akan terulang kembali.

Begitu kata mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun berjudul "Minta Maaf Kepada PKI Karena Pelanggaran HAM? Gatot Nurmantyo: Bisa Banjir Darah Kalau Diutik-utik!" pada Sabtu (21/1). Dia mengaku kaget saat mendengar Keputusan Presiden 17/2022 tersebut.

“Di sini negara meminta maaf, negara meminta maaf, menyesalkan dan meminta maaf hari itu. Menyesalkan dan akan memberikan ganti rugi," ujarnya.


Gatot menilai, maksud presiden untuk menyatukan karena pada 2026 memiliki gambaran bahwa bangsa Indonesia akan ada tiga kelompok, yakni kelompok nasional, kelompok kiri yakni komunis, dan kelompok kanan yakni Islam, merupakan tujuan yang sangat baik. Akan tetapi, Gatot mengingatkan bahwa hanya kelompok komunis yang tidak bisa disatukan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau Pancasila yang meyakini Ketuhanan Yang Maha Esa.

Gatot menganggap, peristiwa 1965 bukanlah pelanggaran HAM. Karena pada saat PKI dekat dengan pemerintahan, seenaknya membunuh kiai, umat Islam. Sehingga ketika berbalik dan, terjadi balas dendam yang mengakibatkan kerusuhan sosial karena sama-sama kelompok yang tidak punya kekuatan.

"Maka, negara yang dikatakan penyesalan, adalah ABRI. Karena ABRI adalah kekuatan yang dimiliki oleh negara. Ini yang paling penting yang saya amati. Mengapa demikian? Nggak bisa umat Islam dikatakan pelanggar HAM, nggak bisa PKI dikatakan pelanggar HAM, berdasarkan UU HAM, ini adalah ABRI pasti arahnya. Lalu pertanyaannya salah ABRI apa?" kata Gatot.

Bahkan Gatot memprediksi, ABRI dalam hal ini TNI-Polri akan dikucilkan di pergaulan internasional, serta semua pelajar sekarang yang tidak tahu sejarah akan mengutuk bahwa ABRI atau TNI-Polri adalah kelompok bersenjata yang membunuh rakyatnya sendiri yang begitu besar.

"Ini tuduhan yang sangat luar biasa. Jadi pada kesempatan ini, saya memohon, Pak Jokowi mohon bisa dianalisa kembali, dikaji lagi, dan tolong pembantu-pembantu presiden yang dekatnya berikan masukan-masukan positif kepada presiden. Jangan sampai sejarah hitam di negeri kita ini kembali,” ujarnya.

“Kalau dua kelompok, antara kelompok komunis dan kelompok Islam yang sekarang ini sudah tidak ada lagi, ini dibangkitkan lagi, saya tidak bisa membayangkan, apa yang dikatakan banjir darah akan berulang kembali," demikian Gatot.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya