Young Buddhist Association of Indonesia/Ist
Menjelang perayaan Hari Raya Imlek, Young Buddhist Association of Indonesia mengajak seluruh etnis warga Tionghoa di negeri ini untuk tidak melupakan jasa Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Ketua Dewan Pembina Young Buddhist Association of Indonesia, Billy Lukito Joeswanto menyebut alasan kenapa jasa Gus Dur harus dikenang lantaran berkat jasanya kini perayaan Imlek dapat dirayakan dengan dengan sukacita dan tanpa ada larangan apapun.
Menurut Billy pada masa kecilnya sebelum era reformasi, orang-orang yang merayakan Hari Raya Imlek tidak bisa melakukannya secara bebas dan terbuka. Bahkan saat perayaan Imlek datang banyak orang Tionghoa tetap bersekolah maupun bekerja lantaran pada masa itu Hari Raya Imlek tidak termasuk dalam kalender libur nasional.
"Karena beliau (Gus Dur) membuat kita bisa merayakan Imlek dengan sukacita dan tanpa ada larangan. Zaman dulu kita kecil sebelum reformasi, kita masih harus sekolah karena bukan tanggal merah dan tidak bisa merayakan secara khusus dengan menikmati hiasan ornamen dan budaya tionghoa seperti barongsai di muka publik," paparnya saat ditemui
Kantor Berita RMOLJatim di Surabaya, Sabtu (21/1).
Billy Lukito menambahkan, bagi Young Buddhist Association of Indonesia, Gus Dur merupakan sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas. Hal itu dilakukannya di saat masa hidupnya, apapun resikonya bagi dirinya dan keluarganya.
"Gus Dur sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas apapun resikonya bagi dirinya dan keluarganya," tuturnya.
Billy mengajak para pemuda di negeri ini yang merayakan Hari Imlek untuk terus mendoakan yang terbaik kepada Gus Dur dan keluarga di momen Imlek ini. Selain itu Billy juga mengajak anak muda Tionghoa dengan membagikan tagar
#xiexiegusdur agar banyak para pemuda yang teringat dengan sejarah siapa yang berjasa sehingga mereka bisa merayakan Imlek secara sukacita dengan berkumpul bersama keluarga dan saling berbagi angpao dan makanan khas Imlek.
Young Buddhist Association of Indonesia juga mengajak anak muda Tionghoa untuk mewarisi sifat Gus Dur yang memanusiakan manusia dan berani mengambil sikap tegas untuk kepentingan banyak orang.
"Kalau dalam buddhisme sosok itu adalah boddhisatva, makhluk suci yang menunda pencapaian sempurnanya guna menolong makhluk yang sedang menderita di alam samsara," tandas Billy.