Keputusan Sri Lanka untuk memangkas personel militernya hingga sepertiga dari jumlah saat ini akan dilakukan mulai tahun depan.
Pengumuman itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Sri Lanka Pramitha Bandara Tennakoon pada Jumat (20/1).
Menurut keterangan, saat ini Sri Lanka memiliki 200.783 personel, dan akan dikurangi sepertiganya menjadi 135.000 pada 2024 dan 100.000 pada 2030.
Alasan pengurangan personel militer dijelaskan oleh Tennakoo yang menyebut bahwa negara tidak sanggup membiayai lebih banyak anggota akibat krisis ekonomi yang parah.
Tennakoo juga mengungkapkan bahwa upaya pemangkasan akan mendorong pembangunan kekuatan pertahanan yang taktis dan seimbang.
"Pengeluaran militer pada dasarnya adalah pengeluaran yang ditanggung negara yang secara tidak langsung merangsang dan membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi dengan cara memastikan keamanan nasional dan manusia," jelasnya.
Dimuat
The Defense Post, pemerintah Sri Lanka terpaksa memangkas pengeluaran nasionalnya karena bangkrut.
Presiden Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak dan memberlakukan pemotongan belanja yang ketat.
Total alokasi anggaran negara untuk pertahanan juga telah dikurangi menjadi 539 miliar rupee Sri Lanka atau Rp 22 triliun.
Meski sudah diturunkan, namun anggaran pertahanan tahunan masih jauh lebih tinggi daripada anggaran untuk kesehatan dan pendidikan, yang masing-masing hanya 300 miliar rupee Sri Lanka atau Rp 12 triliun.