Berita

Deputi Statistik Sosial BPS Pusat, Ateng Hartono/Net

Politik

Apa Bedanya Garis dan Jumlah Kemiskinan? Ini Penjelasan BPS

RABU, 18 JANUARI 2023 | 16:01 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Garis kemiskinan pada September 2022 dicatat naik 5,95 persen oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, terdapat kepala daerah yang mengklaim jumlah penduduk miskiin di daerahnya turun.

Deputi Statistik Sosial BPS Pusat, Ateng Hartono menjelaskan, garis kemiskinan dan jumlah kemiskinan merupakan dua hal yang berbeda, karena alat ukurnya juga berbeda.

"Peningkatan garis kemiskinan dipengaruhi oleh inflasi komoditi yang dikonsumsi oleh penduduk miskin. Oleh sebab itu, garis kemiskinan cenderung akan mengalami peningkatan, kecuali jika terjadi deflasi," ujar Hartono saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/1).


"Sedangkan peningkatan atau penurunan persentase penduduk miskin bukan hanya disebabkan oleh kenaikan harga, namun juga dipengaruhi oleh perubahan pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi, baik makanan maupun non-makanan," sambungnya menerangkan.

Adapun korelasi antara garis kemiskinan dengan jumlah kemiskinan, diungkap Hartono, merupakan bagian dalam mengukur salah satunya.

"Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pendapatan keluarga miskin yang dialokasikan untuk konsumsi makanan dan non makanan merupakan komponen dalam penghitungan garis kemiskinan," urainya.

Lebih lanjut, Hartono menjelaskan bahwa penghitungan kemiskinan mengacu pada konsep bank dunia, yaitu basic need approach. Konsep ini mengacu pada Handbook on Poverty and Inequality yang diterbitkan oleh World Bank (Bank Dunia).

"Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran," demikian Hartono menambahkan. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya