Di tengah upaya Taliban untuk diakui dunia internasional, sejumlah pejabatnya berlomba-lomba untuk diakui di dunia maya. Bahkan banyak dari mereka mulai membeli centang biru untuk akun media sosial Twitter.
Dua pejabat Taliban dan empat pendukung mereka di Afghanistan disebut BBC sudah membeli fitur verifikasi berbayar di Twitter.
Mereka adalah Kepala Departemen Bidang Informasi, Hedayatullah Hedayat dan Kepala Pengawas Media di Kementerian Informasi dan Kebudayaan, Abdul Haq Hammad.
Hedayat memiliki 187 ribu pengikut di Twitter dan secara rutin mengunggah informasi terkait pemerintahan Taliban di Afghanistan. Pada bulan lalu, centang biru milik Hedayat dihapus, namun kemudian kembali lagi setelah berlangganan. Sementara Hammad memiliki 170 ribu pengikut.
Fitur centang biru dibanderol seharga 8 dolar AS atau sekitar Rp 121 ribu per bulan untuk pengguna Android, dan 11 dolar AS atau Rp 166 ribu untuk pengguna iOS.
Dengan menggunakan centang biru, akun akan mendapatkan keuntungan seperti peringkat prioritas dalam penelusuran, sebutan, dan balasan untuk membantu melawan spam dan bot.
Sebelum diakuisisi oleh Elon Musk, centang biru di Twitter tidak dapat dibeli. Centang biru hanya diberikan untuk akun-akun yang dinilai aktif, terkenal, dan otentik.
Namun, di bawah kebijakan Musk, kini tanda verifikasi centang biru bisa dibeli oleh siapa saja, tidak terkecuali Taliban.
Atas kemudahan itu, salah satu pejabat Taliban, Muhammad Jalal memuji Musk yang menurutnya telah membuat platform Twitter menjadi lebih baik lagi.