Berita

Kantong plastik berisi gas alam yang diambil warga Distrik Karak, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan/Net

Dunia

Demi Bisa Memasak, Warga Pakistan Pakai Plastik untuk Isi Gas Alam

MINGGU, 15 JANUARI 2023 | 08:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Warga di sebuah desa pinggiran di Pakistan harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk memasak makanan di rumah, dengan mengisi gas alam menggunakan kantong plastik.

Distrik Karak di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa memang terkenal dengan sumber daya gas alam dan minyaknya yang melimpah. Namun pemerintah belum mengembangkan sistem infrastruktur yang layak untuk memasok gas ke penduduk lokal dan sekitarnya.

Alhasil, masyarakat setempat menggunakan caranya sendiri, yaitu mengeluarkan gas dari jalur suplai utama dengan selang, alih-alih mengebor dengan benar, dan kemudian mengisi kantong plastik seperti balon helium untuk mengangkutnya dari ladang untuk digunakan memasak di rumah.


“Kami membawa gas dalam kantong plastik ini meskipun kami semua menyadari bahaya dari metode ini,” kata seorang penduduk setempat, Hazrat Janan, kepada Anadolu Agency.

Di sana, warga tidak mengukur gas dengan meter kubik tetapi dengan kantong plastik. Dibutuhkan waktu 20 menit untuk mengisi satu kantong plastik besar, yang bertahan selama 2-3 jam.

Kantong plastik berisi gas alam ini juga dijual seharga 2.000 rupee.

Sekilas, orang luar yang melihat balon-balon ini mungkin membayangkannya seperti balon mainan anak-anak. Tetapi kenyataannya balon-balon itu adalah kantong besar berisi bahan bakar untuk orang-orang memasak.

“Gas ini kami gunakan dengan pompa yang disambungkan ke kompor, meletakkan kantong-kantong di samping api saat memasak,” kata Janan.

Ia menambahkan, banyak terjadi kecelakaan akibat gas volatil ini yang mengakibatkan korban luka bahkan meninggal dunia.

"Dalam satu kejadian di desa kami, satu orang meninggal dan dua perempuan menderita luka bakar. Kami memiliki gas alam kami sendiri tetapi kami tidak dapat menggunakannya dengan aman," keluhnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya