Berita

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu/Net

Dunia

Tak Sesuai Kesepakatan, China Tolak Kunjungan Utusan Turki ke Wilayah Uighur

RABU, 04 JANUARI 2023 | 09:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Rencana kunjungan utusan Turki ke wilayah Uighur di Xinjiang Barat mendapat penolakan dari China.

Padahal sebelumnya, Presiden Xi Jinping sendiri yang mengusulkan kunjungan tersebut sebagai upaya mempererat hubungan Turki-China.

Kabar itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers akhir tahun di Ankara pada Selasa (3/1).

Cavusoglu mengungkapkan kekecewaannya terhadap China, karena setelah lima tahun sejak Xi menyutujui rencana lawatan, tetapi pihak Beijing tak kunjung memberikan izin.

"Pemerintah China mengatakan delegasi kemanusiaan dari Turki dapat datang dan memeriksa (Xinjiang). Sudah lima tahun sejak (Presiden China) Xi (Jinping) mengusulkan ini," kata Cavusoglu.

"Mengapa, apakah Anda mencegah kunjungan delegasi ini selama lima tahun, mengapa Anda tidak bekerja sama?," ungkapnya seperti dimuat ANI News.

Menlu Turki itu kemudian menjelaskan bagaiman hubungan negaranya dengan China menjadi kacau karena ketegangan mereka terhadap kasus pelanggaran HAM di Xinjiang.

"Hubungan Turki-Cina telah menderita karena Beijing terganggu oleh sikap kami terhadap masalah Uyghur Turki," ujarnya.

Terlebih, kata Cavusoglu, pihak China kerap meminta agar orang-orang Uighur yang sekarang memiliki kewarganegaraan Turki untuk dikembalikan ke asalnya, tentu itu sangat ditentang pemerintah Ankara.

"Mereka memiliki permintaan ekstradisi untuk orang-orang yang merupakan warga negara kami, yang tinggal di Turki sepanjang waktu. Oleh karena itu,  kami tidak mengabulkan permintaan seperti itu," jelas Cavusoglu.

Penolakan ekstradisi itu diklaim Cavusoglu, karena merujuk pada dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, berupa penyiksaan, kekerasan seksual, kerja paksa, aborsi paksa, dan sterilisasi yang dilaporkan PBB.

Cavusoglu menegaskan komitmen perlindungan Turki terhadap warga Uighur dengan mengatakan jika China ingin permintaanya dipenuhi, maka mereka juga harus mengizinkan Ankara mengunjungi Xinjiang untuk memeriksa kebenaran laporan.

"Mengapa kami harus menjadi alat propaganda China? Kami ingin bekerja sama, kami tidak melihat ini sebagai masalah politik. Kami jelas bukan anti-China. Kami selalu mengatakan bahwa kami mendukung kebijakan Satu China," tegasnya.

Baru-baru ini, pemerintah Turkistan Timur di pengasingan meminta pemerintah Turki untuk menghentikan penangkapan dan deportasi warga Uyghur, dan mengakhiri kerja sama dengan China terkait masalah tersebut.

Pemerintah Turki yang dipimpin AKP telah lama menegaskan bahwa mereka 'membela' hak-hak Uyghur, meskipun secara aktif terlibat dalam kerja sama intelijen dan keamanan dengan China untuk merongrong  Aktivisme Turkistan Timur/Uyghur di dalam Turki dan diaspora Turkistan Timur global.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya