Berita

Kepala Administrator NASA Bill Nelson/Net

Dunia

Pejabat NASA Tuding China Ingin Kuasai Bulan

SELASA, 03 JANUARI 2023 | 07:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kemajuan China di bidang luar angkasa mendapat komentar miring dari Kepala Administrator NASA Bill Nelson.   

Menurut Nelson, dengan keberhasilan besar selama dekade terakhir, Beijing bisa saja mengklaim sebagian wilayah Bulan sebagai miliknya sendiri.

"China mungkin mencoba untuk menguasai lokasi yang paling kaya sumber daya di Bulan jika memenangkan persaingan melawan AS dalam perlombaan ruang angkasa," kata Nelson dalam wawancara terbarunya dengan Politico.

Ia kemudian mengingatkan agar semua orang waspada terhadap rencana China, berharap agar China tidak benar-benar pergi ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah.

"Masalahnya adalah bahwa ada begitu banyak tempat di kutub selatan bulan yang cukup untuk apa yang kita pikirkan, pada saat ini, untuk memanen air dan sebagainya," tambah kepala badan antariksa AS itu.

Sebagai pembenaran atas klaimnya, Nelson kemudian mengutip perilaku Beijing di Bumi.

"Jika Anda meragukan itu, lihat apa yang mereka lakukan dengan Kepulauan Spratly, kepulauan Laut China Selatan yang diperebutkan oleh negara lain tetapi di mana militer China telah mendirikan pangkalan," kata Nelson.

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang melakukan pendaratan lunak di sisi jauh Bulan sebagai bagian dari misi robotik Chang'e 4. Itu kemudian dapat mengirimkan sampel bulan kembali ke Bumi.

Beijing mengatakan akan menempatkan manusia di bulan sebelum tahun 2030 dan, kemudian, akan mendirikan stasiun penelitian ilmiah di sana.

Dalam beberapa tahun terakhir, China National Space Administration (CNSA) juga telah berhasil mengirim pengorbit dan penjelajah ke Mars, serta meluncurkan stasiun luar angkasa nasionalnya ke orbit Bumi.

"Tiongkok dalam dekade terakhir telah meraih kesuksesan dan kemajuan luar biasa dalam program luar angkasanya," Nelson mengakui.

Namun, dia masih menyatakan keyakinannya bahwa NASA memiliki apa yang diperlukan untuk memenangkan perlombaan lagi dan memenuhi tujuan yang ditetapkan untuk mengirim misi berawak ke Bulan pada tahun 2025.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya