Dua tentara Israel menghadapi tuntutan hukum karena mencoba mengebom rumah warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Jaksa Israel mendakwa kedua tentara itu dengan dakwaan penyerangan yang disengaja, perusakan properti yang disengaja, dan pemakzulan penyelidikan.
Dua tentara itu ditangkap pada 28 November. Pengadilan memerintahkan kedua tentara itu untuk tetap ditahan sampai sidang bulan depan. Surat dakwaan itu mengatakan kedua terdakwa melakukan aksinya sebagai balas dendam atas penculikan jasad seorang anak sekolah Israel di kota Jenin, Tepi Barat pada 22 November.
Ayah anak bernama Fero menuduh orang-orang Palestina memindahkan putranya dari ventilator saat dia masih hidup.
Penyitaan tubuh anak laki-laki itu menyebarkan peringatan di kalangan komunitas Druze Israel. Saat kemarahan meningkat, video beredar di media sosial tentang orang-orang Druze yang mengancam akan membalas dendam terhadap warga Palestina.
"Di tengah kebuntuan atas jenazah Fero, kedua terdakwa – dilaporkan tentara Druze – bersekongkol dengan tentara lain untuk merakit alat peledak," kata militer pada Kamis lalu, seperti dikutip dari AFP.
Para prajurit kemudian mengidentifikasi sebuah rumah Palestina di dekat kota Bethlehem di Tepi Barat sebagai target mereka dan melemparkan batu ke sana.
"Beberapa hari kemudian, mereka melemparkan bahan peledak ke dalam rumah yang penuh sesak dengan maksud untuk menyalakan api di rumah tersebut,†kata militer.
Militer mengatakan serangan itu tidak menimbulkan korban. Dikatakan pihaknya membuka penyelidikan atas insiden tersebut menyusul keluhan dari pemilik rumah Palestina.
Militer mengatakan akan mengeluarkan dakwaan terhadap prajurit ketiga dalam beberapa hari mendatang. Ketiga tentara itu tidak disebutkan namanya. Militer juga tidak mengomentari hukuman yang bisa mereka hadapi.
Penuntutan militer yang begitu cepat sangat tidak biasa dan menggarisbawahi keseriusan kasus ini. Kelompok hak asasi manusia telah lama menuduh bahwa penyelidikan militer Israel atas pembunuhan warga Palestina mencerminkan pola impunitas.
Awal bulan ini, tentara Israel yang dituduh melukai warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki selama lima tahun terakhir telah didakwa kurang dari 1 persen dari 1.260 pengaduan terhadap mereka.
Militer Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari ke kota-kota Palestina, menewaskan lebih dari 150 warga di sana. Mereka mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah militan.
Sebagian besar warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel dan pertempuran di kota Jenin dan Nablus di Tepi Barat utara.
Pada Jumat (30/12), militer Israel mengatakan memasuki Nablus untuk menangkap Ahmed Massari, seorang militan Palestina berusia 19 tahun yang dicari dari kelompok Lion's Den, sebuah kelompok militan baru yang dipimpin oleh para pejuang muda dari kota tersebut.