Berita

Dunia

Media Pemerintah: Pembatasan Ketat Sejumlah Negara bagi Pelancong dari China Sangat Diskriminatif

SABTU, 31 DESEMBER 2022 | 14:34 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Media pemerintah China menyebut pembatasan perjalanan yang dilakukan oleh sejumlah negara baru-baru ini terhadap pelancong dari negaranya, merupakan tindakan yang diskriminatif dan tidak berdasar.

Hal tersebut ditulis dalam laporan surat kabar Global Times pada Kamis (29/12) malam, setelah Jepang, Amerika Serikat, India, dan Malaysia memberlakukan aturan ketatnya bagi para wisatawan China.

"Tujuan sebenarnya (di balik tindakan negara lain) adalah untuk menyabotase tiga tahun upaya pengendalian Covid-19 China dan menyerang sistem negara ini," kata tabloid milik pemerintah Global Times, sambil menyebut pembatasan itu "tidak berdasar" dan "diskriminatif."


Korea Selatan, Spanyol, dan Inggris telah bergabung bersama dengan AS dan negara lainnya dalam menerapkan aturan ketat tersebut.

Aturan pembatasan yang ketat ini diberlakukan oleh berbagai negara setelah beredar kabar dari berbagai media internasional yang melaporkan lonjakan kasus di Beijing, usai pemerintah mencabut kebijakan Nol-Covid.

AS juga mengatakan bahwa sejauh ini statistik yang diberikan China tentang infeksi Covid di negaranya tidak transparan, dengan menyembunyikan jumlah sebenarnya dari total kasus yang mereka alami. Namun China menolak klaim ini.

"Sejak merebaknya epidemi, China telah berbagi informasi dan data yang relevan dengan komunitas internasional, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia, secara terbuka dan transparan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada wartawan, yang dimuat The National News.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sendiri pun telah mendesak otoritas China untuk membuat data Covid mereka lebih mudah diakses.

Dalam cuitannya di Twitter, Tedros dapat memaklumi tindakan dari negara lain yang memberlakukan pembatasan untuk pelancong China sebagai bagian antisipatif negara lain dalam melindungi populasinya, karena China tidak memberikan informasi yang komprehensif terkait Covid-19 di negaranya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya