Berita

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr/Net

Dunia

Filipina-China Sepakat Bahas Sengketa Laut China Selatan Secara Langsung dan Damai

JUMAT, 30 DESEMBER 2022 | 13:29 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Filipina dan China sepakat untuk menandatangani perjanjian yang memungkinkan keduanya terus menjalin pembicaraan secara langsung dan damai terkait sengketa Laut China Selatan.

Asisten Sekretaris Filipina untuk Urusan Asia dan Pasifik Neal Imperial mengatakan perjanjian tersebut akan ditandatangani pada pekan depan, bersamaan dengan kunjungan Presiden Ferdinand Marcos Jr ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping.

“Untuk menghindari salah perhitungan dan miskomunikasi di Laut Filipina Barat, kedua belah pihak telah sepakat untuk menandatangani perjanjian yang membangun komunikasi langsung antara kementerian luar negeri kedua negara di berbagai tingkatan,” ujar Imperial, seperti dimuat CNA, Jumat (30/12).

Menurut Imperial perjanjian tersebut akan meresmikan "prosedur" komunikasi antara kedua negara ketika timbul perselisihan di Laut China Selatan.

Kunjungan ke Beijing, lanjut Imperial, akan dilakukan oleh Presiden Marcos dan delegasinya, termasuk mantan Presiden Gloria Arroyo, menteri senior, dan pemimpin bisnis pada 3-5 Januari mendatang.

"Akan ada 14 perjanjian bilateral diperkirakan akan ditandatangani selama kunjungan Marcos untuk mengurangi risiko gesekan dengan China," ungkapnya.

Keputusan itu diambil setelah laporan Bloomberg menyebut China telah mulai merebut kembali beberapa lahan kosong di sekitar Kepulauan Spratly dan merobek ribuan hektar terumbu karang untuk menciptakan lahan baru.

Laporan itu mengutip gambar satelit dari pejabat AS, yang menunjukkan bahwa formasi daratan baru telah muncul di Spratly, di Eldad Reef, Whitsun Reef, Lankiam Cay, dan Sandy Cay.

Filipina sangat prihatin dengan laporan itu dan keesokan harinya memerintahkan militernya untuk memperkuat kehadiran mereka di perairan yang disebut Laut Filipina Barat.

Kementerian Luar Negeri China mengelak tuduhan dan menyebut laporan itu sama sekali tidak berdasar.

Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.

Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih atas bagian-bagiannya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya