Berita

Rudal Patriot/Net

Dunia

Lavrov: AS Kirim Rudal Patriot ke Ukraina karena Tidak Mau Berperang Secara Langsung dengan Rusia

KAMIS, 29 DESEMBER 2022 | 07:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat (AS) berulang kali mengatakan tidak sedang berperang dengan Rusia. Namun, sampai saat ini negara itu terus memasok senjata untuk Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meragukan kesungguhan pernyataan AS itu, merujuk pada paket bantuan baru berupa rudal Patriot yang siap dikirim oleh pemerintahan Joe Biden untuk Kyiv.

Dalam pernyataannya kepada media pada Rabu (28/12), Lavrov menguraikan lagi pernyataan dari pemerintah AS.

“Kami bertanya kepada Kedutaan Besar AS, apakah masih memiliki keputusan untuk mengirim sistem Patriot ke Ukraina. Karena itu berarti spesialis Amerika akan berada di sana juga, mengingat kompleksitas pengoperasian sistem ini," kata Lavrov seperti dikutip dari TASS.

"Kami diberitahu panjang lebar bahwa ini tidak direncanakan secara khusus karena Amerika tidak mau dan tidak akan berperang melawan Rusia secara langsung. Sistem Patriot akan dikerahkan dalam beberapa bulan, karena prajurit Ukraina harus membiasakan diri dengan teknologi ini," lanjut Lavrov.

Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan menghancurkan sistem Patriot jika Washington tetap nekat memasoknya ke Kyiv. Dia juga mencatat bahwa "Patriot adalah sistem yang agak tua" dan tidak bekerja seperti S-300 buatan Rusia. Dia juga mengatakan bahwa Rusia akan menemukan "penawar" untuk sistem ini.

Lavrov juga memaparkan bahwa Rusia juga telah menemukan fakta dari sumber-sumber terbuka tentang senjata Barat yang diselundupkan dari Ukraina ke pasar gelap.

"Ngomong-ngomong, saya ingin meminta staf saya untuk membuat kompilasi dari sumber terbuka sehingga kami dapat menunjukkan kepada lawan bicara kami hal-hal tersebut," kata Lavrov.

Amerika Serikat sejauh ini telah menghabiskan 45 miliar dolar AS untuk bantuan militer ke Ukraina, sementara pengeluaran serupa oleh Uni Eropa berjumlah 28 miliar dolar AS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya