Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Sindikat Perdagangan Manusia China Makin Merajalela di Nepal dan Pakistan

RABU, 28 DESEMBER 2022 | 13:43 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis perdagangan manusia di China dilaporkan tengah memperluas cakupannya dan menagetkan negara-negara Asia yang miskin seperti Nepal dan Pakistan.

Menurut laporan Meta Khabar pada Selasa (27/12), beberapa kriminal perdagangan manusia asal China tertangkap telah menipu ratusan orang dari negara lain, sebelum menjual mereka untuk menjadi pekerja seks, budak maupun kegiatan ilegal lainnya.

Berita penangkapan datang dari Nepal, di mana otoritas setempat berhasil menangkap dua warga China yang memiliki hubungan dengan kelompok perdagangan manusia.


Pengawas polisi di Biro Investigasi Perdagangan Manusia Nepal, Sharada Prasad Chaudhary mengatakan banyak wanita di negaranya yang dijanjikan pekerjaan lebih baik di China, tetapi nyatanya mereka akan dieksploitasi setelah sampai di sana.

"Investigasi kami terhadap wanita dan gadis yang diselamatkan menunjukkan bahwa sebagian besar wanita muda yang dibawa dari Nepal ke China sebagai pengantin, dikirim dipaksa untuk melakukan prostitusi," ungkapnya seperi dimuat ANI News.

Pada 2019 lalu, polisi Nepal berhasil menangkap 10 orang karena memperdagangkan gadis Nepal dengan dalih akan dinikahi di China tetapi justru menjadikan mereka sebagai pekerja rumah tangga dan budak seks.

Selain Nepal, mitra China lainnya yakni Pakistan, juga menjadi target utama perdagangan manusia.

Para pelaku, diduga menyamar sebagai pengusaha atau pekerja proyek infrastruktur yang sedang  bekerja di salah satu proyek Beijing, yakni Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC).

Menurut laporan Brookings Institute, mereka membeli gadis-gadis miskin Pakistan seharga 3.500-5.000 dolar AS atau setara Rp 55-74 juta.

Ketika masalah perdagangan manusia gempar di Pakistan, pihak berwenang mendakwa 52 orangn China pada tahun 2019. Namun, lebih dari setengahnya segera dibebaskan atau diberikan jaminan dan kesempatan untuk melarikan diri dari Pakistan.

Pemerintah dan kedutaan China telah mengeluarkan pernyataan menentang perdagangan manusia.

Tetapi China memiliki UU yang sangat lemah untuk menghentikan perdagangan ilegal.

Seseorang dapat dipenjara selama tujuh tahun di China karena membeli tanaman ilegal, tetapi membeli manusia hanya akan dikenakan hukuman tiga tahun penjara dan itu bahkan tidak ditegakkan secara aktif.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya