Berita

Pengungsi Rohingya/Net

Dunia

Banyak Pengungsi Rohingya Kabur dari Kamp, Bangladesh Perketat Keamanan

SELASA, 27 DESEMBER 2022 | 17:48 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Di tengah semakin banyaknya pengungsi Rohingya yang mempertaruhkan nyawanya dengan melarikan diri menggunakan kapal dari kamp pengungsian, pihak dari Bangladesh pun mulai angkat suara mengenai aksi berbahaya ini.

Menurut Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Bangladesh, Mohammad Mizanur Rahman, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan aksi perjalanan berbahaya yang ditempuh oleh para pengungsi Rohingya ini.

"Kami telah melakukan segala cara yang memungkinkan untuk menghentikan mereka melakukan perjalanan berbahaya," kata Rahman, yang dimuat The Straits Times.

Rahman lebih lanjut menjelaskan upaya dari pihaknya yang sering pergi dari pintu ke pintu untuk mengadakan pembicaraan dengan tokoh masyarakat di dalam kamp, dalam mensosialisasikan bahaya melarikan diri dari kamp menggunakan kapal yang sering tak layak.

"(Selain itu) lembaga penegak hukum kami, angkatan laut dan penjaga pantai juga terus bersiaga, (untuk) menangkap orang-orang yang terlibat dalam perdagangan manusia," tambah Rahman.

Baru-baru ini sebuah kapal yang mengangkut 174 orang Rohingya dilaporkan terdampar di pantai Provinsi Aceh, dengan kondisi yang mengenaskan.

Banyak dari mereka yang mengalami dehidrasi, kelelahan, dan sangat membutuhkan perawatan medis setelah selama berminggu-minggu terapung di laut.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pun telah mengkhawatirkan bahwa tahun ini bisa menjadi salah satu tahun paling mematikan di laut dalam hampir satu dekade bagi Rohingya, karena semakin banyak pengungsi yang melarikan diri dari kondisi putus asa di kamp Bangladesh.

Sekitar 2.400 orang Rohingya tahun ini pun tercatat telah melakukan percobaan melarikan diri melalui jalur laut ke negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia. Menurut kelompok HAM, angka ini meningkat lima kali lipat lebih banyak dari pada tahun sebelumnya.

Tidak jelas apa yang mendorong eksodus tersebut, tetapi beberapa aktivis percaya bahwa pencabutan pembatasan Covid-19 di sekitar Asia Tenggara bisa menjadi faktornya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya