Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Ada yang Berharap Megawati Turun Gunung pada 2024, Pengamat: Tak Bagus untuk Regenerasi

SELASA, 27 DESEMBER 2022 | 14:28 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Di tengah spekulasi siapa yang akan diusung sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), muncul wacana Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, perlu turun gunung pada 2024 agar soliditas partai tetap terjaga.

Kalau Megawati turun gunung, silang pendapat di partai berlambang banteng moncong putih itu dinilai bakal selesai. Karena semua akan tegak lurus dengan perintah sang Ketum.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto berpendapat, wacana yang berkembang tidak bisa diatur-atur dan dilarang.

Namun, ditegaskan Bambang, bagi semua kader dan fungsionaris di PDIP tidak ada kata lain kecuali bersikap tegak lurus pada keputusan ketua umum.

“Bagi kami para kader dan fungsionaris, sesuai keputusan Kongres tentang siapa yang akan diusung sebagai Capres dan Cawapres PDIP adalah hak prerogatif Ketua Umum,” ujar sosok yang dikenal dengan nama Bambang Pacul, Selasa (27/12).

Di sisi lain, pakar politik dan pemerintahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP Undip), Dr Teguh Yuwono, punya pandangan lain. Ia berpendapat tahun 2024 bukan waktunya lagi Megawati turun gunung, apalagi sampai dimajukan sebagai Capres.

“Saya kira jika Bu Mega maju Pilpres akan disayangkan banyak orang, terutama para pemilih dan generasi muda. Karena beliau itu kan tokoh bangsa, Ibu Bangsa. Saya kira sudah tidak waktunya lagi beliau untuk turun maju dalam Pilpres,” kata Teguh Yuwono, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Menurut Teguh, selain sudah tidak waktunya lagi, turun gunungnya Megawati di ajang Pemilu 2024 justru akan menurunkan kewibawaannya sebagai Ibu Bangsa dan sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.

Teguh Yuwono menambahkan, jikapun Megawati maju dalam bursa capres 2024, itu kemungkinan karena suatu sebab.

"Saya melihat kalau Bu Mega sampai maju, saya lihat mungkin karena suasana yang mentok di PDIP. Karena mungkin persaingan antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang begitu ketat. Tapi ini saya kira tidak bagus untuk regenerasi dan demokratisasi ke depan,'' jelasnya.

Teguh tidak menafikan tren munculnya pemimpin senior di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Malaysia, dan beberapa negara lainnya.

Namun dia mengkhawatirkan jika terjadi di Indonesia akan berdampak kurang baik terhadap regenerasi dan demokrasi.

Dia mengkhawatirkan kalau itu terjadi, akan muncul pernyataan-pernyataan yang kurang pas.

"Ini orang akan berkata, kalau begitu Susilo Bambang Yudhoyono bisa maju lagi, Megawati maju lagi, Amien Rais maju lagi, jadi tokoh-tokoh senior lagi yang muncul ke permukaan. Sementara pasca-Jokowi, kan banyak tokoh-tokoh muda, ada Ridwan Kamil, ada Puan, ada Ganjar," papar Teguh.

"Tinggal bagaimana sekarang mendinamisasi proses-proses itu sehingga mengerucut pada tokoh-tokoh yang memang diharapkan masyarakat berdasarkan survei dan kecenderungan di dalam partai politik," tambahnya.

Karena itu, dia berharap dinamika yang berkembang di PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri Capres dan Cawapres dikelola dengan baik sehingga proses penjaringan calon bisa mengerucut.

"Selama belum ada keputusan, spekulasi akan terus ada,” tandasnya.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Penyelundupan Ganja 159 Kg di Pelabuhan Bakauheni Digagalkan Polda Lampung

Jumat, 08 November 2024 | 01:53

Dorong Pengembangan Energi Panas Bumi, Pemerintah Bakal Suntik Dana ke PT Geo Dipa Energi

Jumat, 08 November 2024 | 01:36

Persib Menang Dramatis di Kandang Lion City, Hodak Akui Dinaungi Keberuntungan

Jumat, 08 November 2024 | 01:20

Dasar Hukum Penetapan Tersangka Tom Lembong Harus Dibuktikan

Jumat, 08 November 2024 | 00:59

Kemenkeu Siapkan Daftar Aset Sitaan BLBI untuk Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo

Jumat, 08 November 2024 | 00:45

Tiba di Surabaya, Kapal Selam Rusia Disambut Hangat Prajurit TNI AL

Jumat, 08 November 2024 | 00:25

Bahlil Umumkan Kepengurusan Lengkap Partai Golkar 2025-2029

Kamis, 07 November 2024 | 23:59

KPK: Korupsi di LPEI Rugikan Negara Rp1 Triliun

Kamis, 07 November 2024 | 23:22

Relawan Bobby Lovers Dituding Pelaku Pelemparan Wajah Edy Rahmayadi

Kamis, 07 November 2024 | 22:50

TNI AD-JHL Foundation Dukung Swasembada Pangan Prabowo

Kamis, 07 November 2024 | 22:46

Selengkapnya