Berita

Achmad Nur Hidayat/Net

Publika

Penghentian Ekspor Minerba tapi Nikel Dikuasai China

RABU, 21 DESEMBER 2022 | 14:27 WIB | OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT

BARU saja Presiden Joko Widodo mengatakan dalam sambutannya pada Indonesia Economic Outlook 2023 di Ritz Carlton, Jakarta bahwa dia akan kembali mengumumkan penghentian ekspor satu jenis bahan mineral dan batu bara (minerba) yang akan disampaikan pada Rabu (21/12).

Sebuah langkah yang bagus sebab Indonesia harus bisa memberikan value added terhadap setiap komoditas yang dihasilkan sebagai upaya hilirisasi. Dengan demikian Indonesia mempunyai peluang untuk bisa menghasilkan pendapatan negara dengan nilai yang lebih besar.

Pernyataan Jokowi yang menekankan bahwa pemerintah akan melanjutkan penghentian ekspor bahan mentah meski digugat sejumlah negara ke WTO termasuk hal yang berani.


Hanya saja hal ini jangan sampai hanya menjadi slogan. Karena publik masih mempertanyakan penguasaan nikel yang saat ini masih dikuasai China. Ditambah lagi tenaga kerja yang dipergunakan adalah tenaga kerja dari Cina dengan alasan untuk transfer knowledge.

Tapi apakah hal tersebut sudah berjalan dengan baik? Apa buktinya? Apakah terjadi peralihan tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh pekerja asing beralih ke tangan pekerja lokal? Publik belum melihat hal ini terbukti.

Persoalannya adalah jika memang terjadi transfer pengetahuan dari pekerja asing ke pekerja dalam negeri akan percuma jika penguasaan hasilnya didominasi oleh China.

Jika ternyata keuntungan besarnya masih dikuasai asing, maka dalam hal ini Jokowi sedang melakukan gimik hanya untuk mendapat impresi publik sementara dibelakang itu masih membiarkan penguasaan hasil atas nikel masih dominan dikuasai asing.

Indonesia harus punya ambisi besar dalam mengoptimalkan kekayaan alam dan sumber daya lainnya yang dipunyai sehingga hasilnya benar-benar signifikan dinikmati oleh rakyat.

Berikan tugas kepada Kemendikbud mencetak ahli-ahli yang dapat meningkatkan value added terhadap minerba dan tugaskan BRIN untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan mendorong terciptanya nilai tambah terhadap komoditas dengan lebih baik.

Penulis adalah Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya