Berita

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Ingin Musnahkan PKK, Erdogan Minta Bantuan Putin Lakukan Serangan Darat ke Suriah

KAMIS, 15 DESEMBER 2022 | 07:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dalam upayanya memburu para teroris, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan telah meminta Rusia untuk membantu pasukannya melakukan serangan darat ke wilayah utara Suriah. Hal itu dikonfirmasi Erdogan dalam sebuah pernyataan pada Selasa.  

Rusia, yang merupakan sekutu dekat Damaskus, sebelumnya telah meminta Erdogan untuk tidak melakukan serangan.

"Ankara meminta dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam membuat keputusan bersama dan mungkin bertindak untuk mengambil langkah bersama di utara," katanya, seperti dikutip dari The National, Rabu (14/12).


Turki meluncurkan serangan udara baru di timur laut bulan lalu setelah menyalahkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atas pemboman Istanbul yang menewaskan enam orang, termasuk dua anak.

Ankara mengklaim Pasukan Demokratik Suriah (SDF) adalah cabang Suriah dari PKK dan merupakan ancaman bagi keamanan nasional Turki. Sebuah tudingan yang dibantah oleh SDF.

Sebelumnya pada Minggu, Erdogan tela meminta Putin untuk membahas pembuatan "zona penyangga" di utara dan mengatakan hal itu dapat berperan dalam membersihkan militan Kurdi dari daerah tersebut. Saat itu ia juga mengkritik Moskow karena tidak mematuhi perjanjian 2019 untuk melakukannya.

Erdogan mengatakan pengeboman itu baru permulaan dan Ankara akan menempatkan pasukan di lapangan secepat mungkin.

Sementara itu AS dan Jerman juga telah memperingatkan Turki terhadap risiko invasi darat.

Juga pada hari Selasa, AS mengonfirmasi telah sepenuhnya melanjutkan patroli dengan pasukan pimpinan Kurdi di timur laut Suriah setelah serangan udara Turki menghentikan operasi bulan lalu.

Pentagon mengatakan telah sepenuhnya memulai kembali patroli dengan SDF, sekutu dekat dalam perang melawan ISIS. Ini bekerja erat dengan koalisi internasional untuk mengusir sisa-sisa kelompok teror, yang masih ada di Suriah dan Irak.

SDF menghentikan semua operasi kontra-teror pada akhir November setelah seminggu serangan Turki tanpa henti. Ia menuduh Turki membom sebuah kamp yang menampung ribuan keluarga terkait ISIS, yang menyebabkkan beberapa orang melarikan diri.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya