Berita

Laga Maroko vs Portugal di Piala Dunia 2022/Net

Publika

QATARSIS, Bisa Sampai di Sini, Maroko Sudah Alhamdulillah

RABU, 14 DESEMBER 2022 | 16:52 WIB | OLEH: ADHIE M. MASSARDI

Bisa sampai sejauh ini, Maroko sudah alhamdulillah. Ini kata kita. Tapi tidak bagi Singa Attlas. Hakim Ziyech Cs kian mantap melangkah. Aumannya dijamin menggentarkan Ayam Jantan Prancis.
 
Budaya mencerminkan bangsa. Doktrin kebudayaan melahirkan mentalitas bangsa. Doktrin bangsa Maroko agar terus melangkah untuk “menciptakan sejarah baru” dipratekkan dengan jelas di Piala Dunia Qatar 2022 ini.
 

Dibesut Walid Regragui, veteran bola lokal, timnas yang dikapteni Romain Saiss ini dalam setiap menghadapi lawan selalu dilapisi semangat untuk menciptakan sejarah baru, melampaui catatan sejarah yang pernah ditorehkan Larbi Benbarek (1917–1992), legenda sepakbola Maroko yang pada PD 1986 sebagai timnas Afrika pertama yang jadi juara grup.
 
Hari ini, di Qatar, Singa Attlas telah melakukan perubahan sejarah itu. Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mencapai semifinal dan semifinalis ketiga bukan dari UEFA atau CONMEBOL (setelah Amerika Serikat pada 1930 dan Korea Selatan pada 2002).
 
Bandingkan dengan “doktrin kebudayaan bangsa Indonesia” yang ditiupkan Sukarno Sang Proklamator: “Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah!”
 
Menurut saya, ini doktrin yang membuat bangsa kita terbelenggu oleh sejarahnya sendiri. Menjadi kontraproduktif. Anti (semangat perubahan).
 
Akibatnya, hingga hari ini di dunia persepakbolaan kita tetap (hanya bisa) membanggakan prestasi “nahan imbang Uni Soviet 0-0” pada leg pertama karena leg kedua kalah 0-4 di Olimpiade Melborne, 1956. Padahal sebagai sebuah negara, Uni Soviet kini sudah punah. Serpihannya antara lain menjadi Rusia, Ukraina, dll.
 
Belenggu sejarah juga tercerminkan dalam politik. Ketika merasakan Konstitusi UUD 1945 yang sudah diubah jadi versi UUD 2002 banyak bermasalah, bukannya segera melahirkan semangat mengubahnya kembali untuk menjadi lebih baik dan lebih menghormati hak-hak rakyat, tapi malah sibuk mau mengembalikannya ke produk masa lalu, ke UUD 1945 (asli) yang notabene kelak setelah dikembalikan juga akan diadendum lagi.

Melawan Bekas Tuan
 
Sebenarnya Maroko negara multi-etnis dengan Arab sebagai etnis terbesar. Itu sebabnya Kerajaan Maroko juga disebut Al-Mamlakah al-Maghribiyah.
 
Bersama Aljazair, Libya, Tunisia dan Mauritania, oleh orang-orang Timur Tengah Maroko disebut Negara Maghribi, negeri barat alias Negeri Matahari Terbenam.
 
Meskipun sebutannya Negeri Matahari Terbenam, tapi dalam banyak hal, terutama sekarang di lapangan sepakbola, Maroko adalah “matahari Arab-Afrika” yang sedang menyingsing. Menerangi jazirah Arab.
 
Dini hari nanti, dengan bekal koleksi 8 gol dan hanya kebobolan satu gol dari 5 kali laga, salah satunya melibas bekas tuannya di masa lalu, Spanyol lewat adu penalti, Maroko akan berhadapan dengan Prancis, salah satu tim yang difavoritkan juara, dan pernah juga menjadi penjajah mereka.
 
Dalam 5 laga sebelumnya, Perancis memang mengantongi gol lebih banyak (12), tapi kebobolannya juga lebih banyak (3).
 
Dalam menghadapi Perancis, para penyerang Maroko yang dikendalikan Hakim Ziyech (Chelsea) bisa lebih tenang karena di belakang ada Yassine Bounou, kiper paling tangguh di Piala Dunia Qatar yang hari-hari menjaga gawang Sevilla, salah satu klub tangguh di Spanyol. Ironisnya, Yassine Bounou pula yang ngeblok semua penendang timnas Spanyol dalam adu penalti.
 
Pertanyaanya, jika Maroko bisa mengalahkan Belgia, Spanyol dan Portugas, apa susahnya mengalahkan Prancis?
 
Saya percaya, Singa Attlas masih bisa mengaum, dan melangkah mantap meninggalkan jejak sejarah yang dalam bagi bangsanya. Bagi umat Muslim. Dan menularkan elan perubahan pada saudara-saudara Muslim-nya di Indonesia.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Herman Deru Senang Narasumber Retret Prabowo hingga Mantan Presiden

Sabtu, 22 Februari 2025 | 05:40

Pramono-Rano Perintahkan JIS Jadi Kandang Persija

Sabtu, 22 Februari 2025 | 05:18

Perluasan Transjakarta Jabodetabekjur Pangkas Macet

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:29

Menjelang Ramadan, Harga Cabai di Bandar Lampung Makin Pedas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:15

Legislator Kebon Sirih Kawal 12 Program Prioritas Pramono-Rano

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:04

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

Rano Karno Blusukan ke Rusunawa

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:14

Retret Kepala Daerah Punya Legal Basis Kokoh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:07

Nekat Study Tour, Kepsek di Jabar Langsung Dinonaktifkan

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:43

Halal Kulture Distrik Jakarta Suguhkan Energi Baru Muslim Muda

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:28

Selengkapnya