Berita

Peraih Nobel Perdamaian asal Kongo tahun 2018, Denis Mukwege/Net

Dunia

Peraih Nobel Kongo Minta PBB Sanksi Rwanda Karena Dukung Pemberontak M23

SELASA, 13 DESEMBER 2022 | 15:35 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ketidakamanan dan kekerasan kembali menyelimuti Republik Demokratik Kongo sejak pemberontak M23 kembali bangkit tahun ini, dan melancarkan rentetan serangan mematikan.

Muncul dan berkembangnya kembali M23, diduga memperoleh dukungan  dari negara tetangga Kongo, yakni Rwanda.

Untuk itu, pada Senin (12/12), peraih Nobel Perdamaian asal Kongo tahun 2018, Denis Mukwege mendesak PBB agar mau menghentikan dukungan Rwanda lewat sanksi yang dijatuhkan.

Merujuk pada resolusi PBB 2641 yang berisi pemberian sanksi terhadap negara mana pun yang mendukung kelompok bersenjata di Kongo, Mukwege dengan tegas meminta agar itu dapat segera diterapkan.

“Kita harus bisa meminta Rwanda untuk berhenti mendukung teroris M23, karena mereka adalah teroris, mereka membunuh, memperkosa, menghancurkan desa. Mereka didukung oleh negara anggota PBB," ujarnya seperti dimuat US News.

Mukwege menjelaskan apa yang terjadi di negaranya saat ini, tidak jauh berbeda dengan kekacauan di Ukraina.

"Situasi di Republik Demokratik Kongo cukup sebanding dengan apa yang terjadi di Ukraina dengan Rusia," kata Mukwege.

Hingga kini, PBB tidak segera menanggapi permintaan Mukwege.

Kongo telah berulang kali menuduh tetangganya Rwanda mendukung para pemberontak.

Amerika Serikat, Parlemen Eropa, Belgia, dan sekelompok pakar PBB semuanya telah meminta Rwanda untuk mengakhiri dukungan tersebut.

Namun semua itu selalu dibantah oleh pemerintah terkait.

Kehadiran pemberontak M23 sudah sangat meresahkan kehidupan warga Kongo.

Kelompok militan yang dipimpin oleh Tutsi itu kerap melakukan tindakan eksekusi pada ratusan warga, bersama dengan kejahatan lain termasuk pemerkosaan, penculikan dan penjarahan.

Maret lalu, bahkan M23 telah menyerang Kongo dan menguasai beberapa kota di bagian Timur.

Sejak saat itu, menurut data PBB, sedikitnya 390 ribu orang telah mengungsi akibat pertempuran tersebut.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Prabowo-Erdogan Saksikan Penandatanganan 12 MoU Kerja Sama

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:35

Prabowo Tanggung Beban Utang Jokowi, Pemerintahan Jadi Korban Efisiensi Anggaran

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:34

KPK Jangan Jadi Alat Kepentingan dalam Kasus Hasto

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:32

Volume Transaksi AgenBRILink Tembus Rp1.583 Triliun per Akhir 2024

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:09

Bertemu Erdogan, Prabowo Tekankan Penguatan Kemitraan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:58

Mandiri Investment Forum 2025, Strategi Investasi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:53

Ketua Komisi VII Pastikan Tak Ada Kontributor dan Karyawan TVRI-RRI yang Dirumahkan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:51

Anggaran KPU Dipangkas Hampir Rp 1 Triliun

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:40

Efisiensi Anggaran Prabowo Dinilai Tepat, Pengamat: Penyusunan Selama Ini Ugal-ugalan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:35

Singgung Efisiensi, Hasto Minta Kepala Daerah PDIP Tak Berpikir Anggaran Dulu

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:31

Selengkapnya