Berita

Acara Indef School of Political Economy bertema Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023/RMOL

Politik

Indef: Pangan dan Energi adalah Industri Pokok Penting yang Harus Dipikirkan Pemerintah

SELASA, 13 DESEMBER 2022 | 13:48 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pangan dan energi menjadi dua sektor yang harus menhadi perhatian pemerintah dalam menghadapi krisis global yang melanda dunia.

Hal itu diungkap ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Avialiani dalam acara Indef School of Political Economy bertema Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023 di ITS Tower, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (13/12).

Menurutnya, sektor pangan harus menjadi perhatian pemerintah karena Indonesia memiliki potensi besar dari segi pertanian dibandingkan negara lain, dan juga kaya akan sektor energi.


“Pangan dan energi adalah industri pokok penting yang harus dipikirkan pemerintah. Ke depan Kemenperin perlu buat peta lagi, mana industri yang kita punya kompetisi tinggi untuk diberi insentif dan itu jadi andalan ekspor kita,” ucap Aviliani.

Dia menegaskan jika Indonesia tidak mampu memperbaiki kualitas dan kuantitas ekspornya, maka yang terjadi adalah neraca perekonomian nasional akan defisit.

“Dampaknya adalah ke nilai tukar kita akan selalu melemah. Makanya, Indonesia kalau krisis kan pendapatan per kapitanya turun. Nanti baru mau naik, krisis lagi turun lagi. Turun ada sih tapi lambat. Gimana kita mau jadi negara maju,” katanya.

Selain itu, pemerintah diminta untuk memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan jangan mengandalkan menarik investor asing dengan membeli obligasi milik Indonesia.

“Karena dia short term. Ketika ada isu seperti sekarang, duit lari ke The Fed. Bank sekarang juga sedang cukup was-was dengan dolar karena pinjaman banyak tapi likuiditas dolarnya berkurang cukup signifikan,” ucapnya.

Dia menambahkan bahwa sejatinya Indonesia mampu menarik investor domestik atau dalam negari untuk mengendalikan ekonomi nasional. Namun hal itu baru bisa dilakukan jika struktur ekspor sudah bagus.

“Ekspor kita belum mendukung secara penuh kompensasi dari perginya asing,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya