Berita

Amnesty International/Net

Dunia

Amnesty International Canada Ngaku Jadi Sasaran Serangan Siber China

JUMAT, 09 DESEMBER 2022 | 12:11 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amnesty International cabang Kanada mengaku telah menjadi target serangan siber yang disponsori oleh China. Akibat dari serangan tersebut, Amnesty harus offline selama hampir tiga pekan.

Organisasi hak asasi manusia (HAM) itu mengatakan telah mendeteksi serangan pertama kali pada 5 Oktober. Mereka kemudian menyewa penyelidik forensik dan pakar keamanan dunia maya untuk melakukan penyelidikan.

Sekretaris Jenderal Amnesty International Kanada, Ketty Nivyabandi menuturkan, pencarian dalam sistem mereka secara khusus dan semata-mata terkait dengan China dan Hong Kong, serta beberapa aktivis China terkemuka.

"Sebagai organisasi yang mengadvokasi HAM secara global, kami sangat sadar bahwa kami mungkin menjadi sasaran upaya yang disponsori negara untuk mengganggu atau mengawasi pekerjaan kami," ujar Nivyabandi, seperti dikutip Associated Press, Kamis (8/12).

Kendati begitu, ia menegaskan, serangan tersebut tidak akan mengintiminasi pihaknya. Ia juga mendorong agar para aktivis dan jurnalis untuk terus memperbarui protokol keamanan siber mereka.

"Keamanan serta privasi para aktivis, staf, donor, pemangku kepentingan kami tetap menjadi prioritas utama," tambah dia.

Perusahaan keamanan siber AS, Secureworks, mengatakan tidak ada upaya untuk memonetisasi peretasan tersebut. Adapun serangan dilakukan oleh kelompok ancaman yang disponsori atau ditugaskan oleh negara China karena sifat pencarian, tingkat kecanggihan, dan penggunaan alat khusus.

Ini bukan kali pertama Amnesty menjadi target serangan siber. Tercatat organisasi HAM ini sudah beberapa kali menjadi target, termasuk oleh spyware Pegasus.

Pada Agustus, perusahaan keamanan siber Recorded Future mendaftarkan Amnesty dan Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia di antara organisasi yang menjadi target peretas China melalui skema pencurian kata sandi yang dirancang untuk mendapatkan kredensial.

Ini terjadi lantaran Amnesty Internasional cukup vokal dalam menyuarakan pelanggaran HAM terkait dengan Uighur, Tibet, dan kelompok minoritas etnis serta agama lainnya di China.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya