Beberapa bulan jelang pemilu pada Februari 2023, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari dapat memastikan itu akan berjalan dengan baik tanpa intimidasi dan kecurangan.
Presiden pada Selasa (7/12) menegaskan jika tidak akan membiarkan tindak kekerasan apapun dalam pemilihan penggantinya nanti.
“Kami tidak akan membiarkan siapa pun menggunakan uang dan preman untuk mengintimidasi orang-orang," kata Buhari, tanpa mengatakan bagaimana ini akan dihentikan, seperti dimuat
Reuters.
Menurutnya angka kekekerasan di Nigeri telah menurun dan sejauh ini kampanye politik telah berjalan secara damai.
"Rakyat Nigeria lebih tahu sekarang, mereka lebih bijak, dan tahu bahwa lebih baik berdialog daripada membawa senjata," jelasnya.
Bahkan menurut Buhari, pemilu kali ini akan menjadi lebih sulit untuk dicurangi karena metode yang digunakan memungkinkan hasil dapat dikirim secara real time.
"Pemilih akan menggunakan biometrik untuk memberikan suara mereka dan hasilnya akan dikirim secara real time dari tempat pemungutan suara, yang diharapkan komisi pemilihan ini akan mencegah kecurangan," ujar Buhari.
Warga Nigeria akan menuju ke tempat pemungutan suara pada 25 Februari tahun depan dan akan memilih presiden selanjutnya.
Buhari tidak dapat mencalonkan diri kembali karena konstitusi tidak mengizinkan dia menjabat lebih dari dua periode berturut-turut.
Veteran Bola Tinubu dari partai All Progressives Congress yang berkuasa dan oposisi utama Atiku Abubakar dari Partai Demokrat Rakyat dan Peter Obi dari Partai Buruh yang lebih kecil adalah tiga pesaing utama dalam pemilu Nigeria mendatang.
Pemilu yang lalu telah dirusak oleh kekerasan dan intimidasi yang mematikan, perampasan surat suara, pembelian suara dan tuduhan kecurangan, yang telah merusak kepercayaan negara sejak pemerintahan militer memimpin pada tahun 1999.