Berita

Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

Dunia

Rusia Tidak Pernah Memusuhi Serbia Meskipun Beograd Mendukung Ukraina

SELASA, 06 DESEMBER 2022 | 06:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia akan tetap menjadi teman bagi Serbia meskipun  Beograd mulai menunjukkan dukungannya untuk  Ukraina.  

Duta Besar Rusia untuk Serbia, Alexander Botsan-Kharchenko, pada Senin (5/12) menegaskan bahwa Moskow tidak pernah memberikan tekanan apa pun pada Beograd, termasuk ketika Presiden Serbia Aleksandar Vucic memilih menjadi bagian dari negara yang ikut mengutuk invasi Rusia.

Banyak yang memperkirakan bahwa hubungan dua sekutu dekat itu mulai terganggu. Namun, Botsan-Kharchenk meyakinkan bahwa Rusia selalu mempertahankan dialog persahabatan dengan Serbia.

Sebelumnya, Botsan-Kharchenko memperingatkan tentang apa yang dia gambarkan sebagai "konsekuensi sosio-ekonomi yang menyedihkan dari kebijakan picik elit Eropa: dari kenaikan harga dan kekurangan energi hingga deindustrialisasi aktual Eropa. Ini yang akhirnya menyebabkan sejumlah oposisi Serbia  menarik kesimpulan yang salah, bahwa Rusia memberikan tekanan pada Serbia.

"Rusia tidak pernah menggunakan tekanan pada Serbia dan tidak bermaksud melakukannya. Kami berbagi kemitraan strategis yang saling menguntungkan, dialog yang ramah dan rahasia di tingkat tertinggi dengan Beograd," katanya.

Khusus untuk Serbia, Rusia bahkan akan menyediakan pasokan gas dengan harga di bawah rata-rata.

"Untuk alasan ini, kami tidak memiliki hak untuk menyebut sesuatu dengan nama yang tepat, termasuk tidak memperingatkan apa yang akan dihasilkan dari penerapan inisiatif Serbia yang secara terbuka tidak ramah untuk bergabung dengan sanksi Uni Eropa sepihak yang tidak sah," katanya.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan kantor berita Tanjug, Botsan-Kharchenko mengatakan bahwa Rusia terbuka untuk negosiasi, jika Serbia membutuhkan gas Rusia dalam jumlah ekstra di musim dingin.

Ia menegaskan, harga bahan bakar untuk Beograd ini tetap yang terendah di Eropa. Setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina.  

Presiden Serbia Aleksandar Vucic, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, dalam pidatonya setelah pertemuan Dewan Keamanan, mengatakan bahwa Serbia mendukung integritas teritorial Ukraina, tetapi tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Dia mencatat bahwa Serbia menganggap Rusia dan Ukraina sebagai negara persaudaraan, menyesali apa yang terjadi di Eropa Timur, dan siap memberikan bantuan kemanusiaan ke Kyiv.

Serbia telah menunggu keanggotaan Uni Eropa sejak 2012, tetapi negara Balkan itu hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia.

Pada awal November lalu, Serbia didesak apakah ingin bergabung dengan Uni Eropa atau menjalin kemitraan dengan Rusia. Desakan itu muncul menyusul keputusan Serbia yang pada September mengadakan konsultasi kebijakan luar negeri reguler tentang kegiatan bilateral dan multilateral dengan Rusia, sebuah langkah yang membuat UE terkejut di tengah upaya Beograd menjadi bagian dari UE.

Pada bagiannya, Rusia berulangkali menegaskan, tidak pernah ada desakan atau tekanan dari Moskow untuk Beograd dalam hal apa pun.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya