Berita

Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti (kanan) di acara diskusi publik Ngopi Dari Sebrang Istana, Minggu (4/12)/RMOL

Politik

Risiko Punya Presiden Lahir dari Relawan, Kemerosotan Moral di Jaringan Politik

MINGGU, 04 DESEMBER 2022 | 22:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan, Presiden Joko Widodo seharusnya memikirkan bagaimana caranya memberikan kenyamanan untuk rakyatnya.

Hal itu merupakan pesan yang disampaikan oleh Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti di acara diskusi publik Ngopi Dari Sebrang Istana dengan tajuk "Menelisik Zona Nyaman Jokowi" yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI di Amaris Hotel Juanda, Jalan Ir. H. Juanda nomor 3, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu sore (4/12).

"Bagaimana kita sebenarnya harusnya bisa mengingatkan seorang presiden republik ini bahwa, walaupun semua kekuasaan berkumpul pada dirimu, hendaklah yang dipikirkan saya mengutip Mas Teguh, kenyamanan rakyat, bukan kenyamanan kelompoknya," ujar Bivitri.

Akan tetapi menurut Bivitri, hal tersebut tidak dimiliki oleh Presiden Jokowi lantaran Jokowi bukan seorang politisi yang lahir dari jenjang karir politik atau rekam jejak politik yang kuat.

"Dia adalah seorang mantan pedagang yang kemudian diangkat oleh relawan-relawan pada 2014 dan lanjut 2019 dan sampai sekarang, dan akibatnya adalah, jadinya kita akan sulit sekali untuk punya akuntabilitas yang jelas, karena dia akan selalu mengikuti kemana dia akan merasa nyaman," kata Bivitri.

Sehingga kata Bivitri, ketika partai politik (parpol) pengusungnya menggadang-gadang calon presiden (capres) yang tidak diharapkan, maka Jokowi akan mencari kelompok relawan yang memiliki jagoan yang didukung.

Bivitri pun mengaku pernah menulis tentang bagaimana seorang pemimpin yang kurang bisa memenuhi kenyamanan rakyatnya, maka akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang akan menyenangkan di permukaan saja.

"Seperti zaman Romawi Kuno, orang-orang dikasih roti gratis sambil nonton pertunjukan, padahal sebenarnya terjadi kemerosotan moral di jaringan politiknya. Dan menurut saya itu yang tengah terjadi. Kita seakan-akan disuguhkan sesuatu hal yang seru-seru saja, bahkan mau ada pembagian rice cooker ya saya baca, kayanya aduh kok di permukaan banget gitu," jelas Bivitri.

"Tapi inilah soalnya, apabila seorang dengan kondisi politik kita, seorang presiden lahir dari sekelompok relawan, yang ketika akan menemukan kesulitan-kesulitan yang akan dilakukan adalah memberikan kebijakan yang modelnya seperti itu, dan kemudian mengelola suara-suara yang populer sekali dari kelompok-kelompok relawan ini, dan akhirnya kita enggak dapat hal-hal yang justru kita butuhkan untuk membangun demokrasi," sambung Bivitri menutup.

Dalam acara ini, juga dihadiri langsung oleh tiga narasumber lainnya, yakni Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer alias Noel, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, dan Pengamat Politik Universitas Padjajaran Kunto Adi Wibowo, serta moderator Venna Kintan, dan turut dihadiri oleh Pendiri lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio alias Hensat.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Pilkada Serentak 2024 Dinodai Politik Uang

Kamis, 28 November 2024 | 12:10

AS Desak Ukraina Rekrut Remaja Usia 18 Tahun untuk Perang

Kamis, 28 November 2024 | 11:58

Rupiah Menguat Pasca Pilkada Serentak 2024

Kamis, 28 November 2024 | 11:55

Warga Lebanon Pulang ke Rumah Pasca Israel-Hizbullah Gencatan Senjata

Kamis, 28 November 2024 | 11:33

KPK-Kantor Staf Presiden Perkuat Budaya Antikorupsi

Kamis, 28 November 2024 | 11:21

Setelah Netanyahu, ICC Segera Tangkap Junta Myanmar

Kamis, 28 November 2024 | 11:15

Senator Jakarta Ajak Umat Islam Hadiri Reuni Akbar 212

Kamis, 28 November 2024 | 11:11

Pilihan Bijak Kenaikan PPN 12 Persen Ditunda

Kamis, 28 November 2024 | 10:57

Kolaborasi Polisi Maroko-Spanyol Sukses Bongkar Jaringan ISIS di Sahel

Kamis, 28 November 2024 | 10:57

Rupiah Dibuka Menguat Rp15.856 per Dolar Pasca Pilkada

Kamis, 28 November 2024 | 10:41

Selengkapnya