Salah satu korban terluka dalam ledakan bom di Madrasah Afghanistan pada Rabu 30 November 2022/Net
Ledakan bom yang menargetkan warga sipil Afghanistan kerap terjadi sejak Taliban mengambil alih kekuasan pada Agustus tahun lalu.
Taliban mengklaim serangan bom itu dilakukan oleh jaringan lokal dari ISIS yang menentang eksistensi kepemimpinannya.
Serangan bom terbaru, dilaporkan terjadi pada Rabu (30/11) di sebuah madrasah bernama Al-Jihad yang berlokasi di kota Aybak, sekitar 200 kilometer dari Kabul.
Seorang dokter setempat yang menangani korban ledakan mengatakan sedikitnya 19 orang tewas dan 24 lainnya luka-luka dalam insiden mengerikan tersebut.
Berdasarkan angka yang dicatat, dokter menyebut sebagian besar di antaranya merupakan anak muda.
"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," ujarnya seperti dimuat
AFP. Berita ledakan di sebuah madrasah atau sekolah islam itu telah dikonfirmasi langsung oleh pejabat provinsi, namun jumlah korban tidak disebutkan.
Sementara Taliban yang kerap memperkecil jumlah korban dalam setiap insiden ledakan, kali ini menyebut 10 mahasiswa meninggal dan banyak lainnya terluka.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban Abdul Nafay Takor mengumumkan pemerintahnya telah mengerahkan penyelidikan untuk serangan bom di madrasah.
"Detektif dan pasukan keamanan kami bekerja dengan cepat untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini dan menghukum mereka atas tindakan mereka," cuit Takor di Twitter.
Pada bulan Mei tahun lalu, sebelum Taliban kembali berkuasa, setidaknya 85 orang tewas dan sekitar 300 orang terluka dalam ledakan tiga bom di dekat sekolah.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, tetapi setahun sebelumnya ISIS mengklaim melakukan bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan yang menewaskan 24 orang.
Kembalinya Taliban berkuasa telah mengakhiri pemberontakan mereka, tetapi ISIS terus melakukan serangan di seluruh negeri dan menjadikan warga sipil sebagai targetnya.