Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Studi: Varian Baru Virus Corona Bisa Lebih Bahaya dari Omicron

MINGGU, 27 NOVEMBER 2022 | 13:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Virus corona telah berevolusi menjadi lebih patogen, sehingga varian baru yang muncul dapat lebih berbahaya, termasuk dari subvarian Omicron yang dominan saat ini.

Begitu kesimpulan dari sebuah studi laboratorium di Afrika Selatan dengan menggunakan sampel Covid-19 dari individu yang mengalami imunosupresi selama enam bulan. Studi ini dirilis pada Kamis (24/11).

Penelitian, yang dilakukan oleh laboratorium yang sama yang pertama kali menguji strain omicron terhadap vaksin tahun lalu, menggunakan sampel dari orang yang terinfeksi HIV.


Selama enam bulan, virus awalnya menyebabkan tingkat fusi dan kematian sel yang sama dengan strain omicron BA.1, tetapi seiring perkembangannya, tingkat tersebut meningkat menjadi serupa dengan versi pertama Covid-19 yang diidentifikasi di Wuhan, China.

Studi yang dipimpin oleh Alex Sigal dari Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Kota Durban, Afrika Selatan menunjukkan patogen Covid-19 dapat terus bermutasi dan varian baru dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah daripada strain Omicron yang relatif ringan.

Studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat dan hanya didasarkan pada pekerjaan laboratorium pada sampel dari satu individu, seperti dimuat Bloomberg.

Sigal dan ilmuwan lain sebelumnya telah mendalilkan bahwa varian seperti Beta dan Omicron mungkin telah berevolusi pada orang dengan imunosupresi seperti orang yang terinfeksi HIV. Lamanya waktu yang dibutuhkan orang-orang ini untuk menghilangkan penyakit memungkinkannya bermutasi dan menjadi lebih baik dalam menghindari antibodi.

"Studi mungkin menunjukkanevolusi SARS-CoV-2 dalam infeksi jangka panjang tidak harus menghasilkan pelemahan,” kata para peneliti.

“Ini mungkin menunjukkan bahwa varian masa depan bisa lebih patogen daripada strain Omicron yang beredar saat ini," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya