Berita

Jens Stoltenberg/Net

Dunia

NATO: Swedia dan Finlandia Harus Perketat Lagi UU Teror dan Pahami Mengapa Turki Sangat Kritis Terkait Terorisme

SENIN, 21 NOVEMBER 2022 | 10:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki adalah negara NATO yang paling sering terkena serangan teroris. Itu sebabnya mengapa negara itu menjadi sangat sensitif dan kritis terkait isu mengenai teror, termasuk ketika harus mempertimbangkan keanggotaan  Swedia dan Finlandia. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyoroti hal itu, dan memaklumi sikap Turki.

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar publik Swedia SVT pada Minggu (20/11) waktu setempat, Stoltenberg menegaskan agar Swedia dan Finlandia memperketat undang-undang teror mereka dan meningkatkan kerja sama dengan NATO sebagai syarat untuk menjadi anggota.

“Penting bagi Turki karena Turki adalah negara NATO yang paling sering terkena serangan teroris dan karena itu mengkhawatirkannya. Itu harus proporsional, tetapi Turki memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan teroris,” katanya kepada SVT, tentang sikap Turki.


Ia juga beranggapan bahwa wajar jika ratifikasi aplikasi aksesi Swedia dan Finlandia membutuhkan waktu. Justru menjadi tidak wajar jika ratifikasi dilakukan tergesa-gesa.

Saat ini, 28 dari 30 negara anggota NATO telah memberikan lampu hijau kepada kedua negara Nordik tersebut.

Finlandia dan Swedia melamar untuk bergabung dengan NATO pada 18 Mei tetapi Turki segera memblokir tawaran mereka untuk masuk ke blok yang dipimpin AS, menuntut negara-negara Nordik itu mengeluarkan pernyataan resmi bahwa organisasi Kurdi sebagai kelompok teror. Juga menuntut Swedia dan Finlandia untuk mengekstradisi individu yang dituduh melakukan terorisme atau terlibat dalam upaya kudeta yang gagal tahun 2016, serta  mencabut larangan ekspor senjata ke Ankara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 28 Juni lalu mengadakan pembicaraan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson dan Stoltenberg dari NATO. Para pihak menandatangani memorandum, membuka jalan bagi Stockholm dan Helsinki untuk bergabung dengan aliansi militer.  Swedia berjanji untuk mengekstradisi lebih dari 70 orang yang terlibat dalam kegiatan teroris.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya