Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo dikenal sebagai petugas partai PDIP/Net
Ketimbang petugas partai, ada yang lebih berbahaya penyewa partai dalam konteks eksistensi partai politik di Indonesia.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/11).
Menurut Samuel, alasan mengapa penyewa parai itu berbahaya adalah petugas partai lebih punya moral tanggung jawab yang lebih besar daripada penyewa/ rental partai politik.
"Penyewa partai politik itu tidak punya beban tanggung-jawab kepada konstituen karena hanya penyewa partai politik," kata Samuel (13/11).
Analisa Samuel, parpol-parpol rental dan orang yang rental inilah hal yang tak baik untuk bangsa Indonesia. Sebab, partai politik yang tidak punya kader unggul untuk didukung maju sebagai eksekutif dan legislatif.
"Ini problem partai politik yang hanya sebagai pe-rental untuk kaum "berduit"," kritik alumni Lemhanas pemuda 2009 itu.
Di sisi lain, petugas partai politik merupakan kader militan yang sudah teruji secara sosiologis dan klinis. Selain itu, petugas partai mampu menjalankan amanah bagi bangsa dan negara.
"Bahwa ini tugas partai politik yang sesungguhnya, menciptakan dan menyiapkan kader yang terampil dan profesional untuk menjadi pelayan bagi seluruh rakyat Indonesia, " papar Silaen.
Prediksi Samuel, jika partai politik "stempel" tukang rental maka orang yang rental akan cuci tangan apabila ada kegagalan dalam melakukan janji kampanye politiknya.
"Orang/ ngerental yang hanya pinter "ngemeng" alias olah tata kata-kata yang manutnya kepada pemilik
rental (cukong/ bohir). Pemimpin seperti itu bukan sebagai pelayan rakyat tapi pelayan cukong/ bohir," pungkas Samuel.