Berita

Tembakan gas air mata yang dilakukan pihak kepolisian saat di Stadion Kanjuruhan, Malang/Net

Politik

Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Tak Percaya Argumen Polisi Soal Gas Air Mata di Kanjuruhan

MINGGU, 13 NOVEMBER 2022 | 14:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Lembaga Survei Indikator merilis hasi survei tentang tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI. Dalam hasil surveinya, ditemukan bahwa mayoritas responden sepakat kalau aparat kepolisian dan penyelenggara liga sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

“Tapi terutama terhadap pihak Kepolisian, karena mayoritas warga aware bahwa penyebab utama jatuhnya korban jiwa adalah tembakan gas air mata dari aparat Kepolisian sehingga menimbulkan kepanikan di pintu keluar stadion,” kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan tertulis, Minggu (13/11).

Dia menambahkan, mayoritas masyarakat juga tidak setuju dengan pernyataan aparat kepolisian yang menyebut tembakan gas air mata sudah sesuai prosedur.

“Mayoritas warga tidak setuju dengan argumen pihak Kepolisian yang berdalih bahwa tembakan gas air mata sudah sesuai prosedur karena aksi massa sudah anarkis,” katanya.

Selanjutnya, papar Burhanuddin dalam temuan surveinya itu ialah, masyarakat tetap meminta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mundur meskipun pengusutan tragedi Kanjuruhan dilakukan oleh pihak kepolisian juga Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIP) yang dibentuk pemerintah dan diketuai Menko Polhukam Mahfud MD.
 
Dalam survei ini, Indikator menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun survei dilakukan periode 30 Oktober - 5 November 2022 atau tepat sebulan setelah peristiwa nahas di Stadion Kanjuruhan, Malang. Survei dilakukan dengan cara wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya