Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi/Net
Setelah kunjungan resmi yang dilakukan menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar ke Moskow pada Senin (7/11), beberapa diplomat dan pakar kebijakan luar negeri mulai menerka peran apa yang mungkin dimainkan New Delhi untuk mengakhiri perang.
Hingga sembilan bulan terakhir sejak perang meletus pada Februari lalu, baik Rusia maupun Ukraina sama-sama enggan untuk menempuh jalur negosiasi dan perdamaian.
Padahal dampak perang begitu besar terasa, bukan hanya bagi negara berkonflik, melainkan juga pada negara-negara berkembang yang kini harus ikut mengalami krisis energi dan pangan akibat terhambatnya distribusi pasokan.
Oleh sebab itu, upaya perdamaian bagi Rusia dan Ukraina membutuhkan pihak ketiga, yang layak dan mampu memimpin serta menengahi keduanya agar segera menghentikan perang.
Direktur Pusat Studi Asia di The Heritage Foundation, Washington Jeff M. Smith mengatakan bahwa India sangat cocok menjadi mediator untuk Kyiv dan Moskow, seadainya mereka mulai sadar dan membutuhkan juru damai.
“Jika Rusia dan Ukraina menyatakan minatnya untuk memiliki pihak ketiga yang netral guna menengahi, India akan menjadi kandidat kuat dengan kredibilitas di kedua belah pihak,†ujarnya seperti dimuat
New York Times.
Pernyataan itu diperkuat oleh Mantan Duta Besar AS untuk India, Kenneth Juster yang menyatakan jika India adalah salah satu dari tiga kandidat lain yakni Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) yang mampu mengambil peran mediator.
"Fakta bahwa beberapa pejabat saat ini sedang mempertimbangkan India, Israel dan UEA dalam upaya mediasi Rusia dan Ukraina, adalah perkembangan yang cukup signifikan,†ujarnya.
Kenneth menilai ketiga negara ini mampu bekerja sama dan mendekati Rusia untuk kemudian menengahi perselisihan dengan negara tetangganya, Ukraina.
Terlebih diplomat yang dimiliki India, menurut Kenneth sangat terampil dan sudah siap jika sewaktu-waktu Kyiv dan Moskow mau berdamai.
"Diplomat India di luar negeri sangat terampil dan mereka siap menawarkan bantuan pembicaraan ketika Rusia dan Ukraina siap untuk melakukan itu," jelasnya.
Di banding negara lain, India memperoleh banyak manfaat dari hubungan dekat tersebut. Pasokan minyak murah Rusia dapat terus mengalir ke negaranya meskipun ada respons sinis dari Ukraina maupun AS.
India dianggap memiliki hubungan yang baik dengan Rusia. Apalagi ketika Perdana Menteri Narendra Modi mengaku dirinya mampu berbicara langsung dengan Presiden Vladimir Putin.
Sebagai PM India paling kuat selama beberapa dekade, Modi tengah mencoba untuk mengubah tradisi non-alignment India menjadi strategi yang lebih tegas, melalui caranya untuk memimpin penyelesaian krisis terbesar di dunia.
Jika ambisi itu berhasil dilakukan, maka sudah tentu India akan lebih dikenal dalam tatanan global, dan kursi permanen di Dewan Keamanan PBB mungkin saja bisa menjadi miliknya.
Selain Modi, Menlu Jaishankar bulan lalu juga mengatakan siap untuk memfasilitasi mediasi Rusia dan Ukraina.
Dalam kunjungan ke Moskow selama dua hari, Jaishankar bertemu Menteri Perdagangan dan Industri, Denis Manturov, serta mitranya di Komisi Kerjasama Perdagangan, Ekonomi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Budaya India-Rusia (IRIGC-TEC).