Berita

Dunia

Patahkan Data Inggris, Badan Amal Rilis Jumlah Anak yang Tewas Selama Operasi Militer di Afghanistan

KAMIS, 10 NOVEMBER 2022 | 07:43 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jumlah sebenarnya dari anak-anak yang menjadi korban tewas selama Inggris melakukan operasi militer di Afghanistan akhirnya dirilis badan amal Action on Armed Violence (AAOV).

Mengutip data yang diperoleh melalui permintaan kebebasan informasi, AAOV mengungkapkan setidaknya ada 64 anak kehilangan nyawa mereka. Jumlah ini empat kali lebih banyak dari yang sebelumnya diakui oleh Kementerian Pertahanan Inggris.  

Menurut laporan yang dirilis Selasa (8/11), kematian itu terjadi antara 2006 dan 2014, ketika Inggris berpartisipasi dalam perang pimpinan AS melawan Taliban.


"Sebelumnya, hanya 16 kematian anak yang telah dikonfirmasi, sedangkan jumlah sebenarnya bisa mencapai 135," kata AAOV, seperti dikutip dari AFP, Rabu (9/11).

Dalam 27 kasus yang disebutkan usianya, rata-rata korban berusia enam tahun. Yang termuda baru berusia satu tahun, sedangkan yang tertua berusia 15 tahun. Kasus-kasus tersebut termasuk anak-anak yang tewas dalam serangan udara dan baku tembak, serta ditembak di dekat pos pemeriksaan.   

"Sama sekali tidak ada bukti bahwa ada penargetan yang disengaja terhadap warga sipil atau anak-anak oleh militer Inggris, dan tragedi ini harus ditandai sebagai konsekuensi dari penargetan yang buruk, penggunaan senjata berat yang berlebihan atau pertempuran di daerah berpenduduk," kata badan amal itu.

Namun sayang, mereka mengatakan pihak berwenang tidak memberikan rincian yang cukup tentang keadaan setiap kematian.   

Menurut AAOV, pemerintah Inggris membayar 144.593 poundsterling (sekitar 2,5 miliar rupiah) sebagai kompensasi atas insiden yang melibatkan kematian anak yang dikonfirmasi.

“Jika kami hanya memasukkan klaim yang melibatkan kematian anak, 36 kematian dari 27 insiden, pembayaran rata-rata per korban adalah 1.656 poundsterling (sekitar 28 juta rupiah),” kata badan amal itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya