Berita

Potongan gambar dari video "Kebaya Merah"/Net

Publika

Kebaya Merah

OLEH: NOVIYANTO AJI*
SELASA, 08 NOVEMBER 2022 | 11:34 WIB

VIDEO mesum 'Kebaya Merah' sempat menjadi trending topic. Videonya telah tersebar. Rupanya konten tersebut dibuat di salah satu hotel di Surabaya.

Setelah ditelusuri polisi, kedua pelaku akhirnya ditangkap saat berada di kos-kosan kawasan Medokan, Surabaya.

Hal ini sebagaimana disampaikan Direktur Reskrimsus Polda Jatim Kombes Farman, Senin (7/10/2022).

"Sudah dilakukan penangkapan oleh Ditreskrimsus Polda Jatim terhadap terduga pelaku kebaya merah 2 orang. Antara lain seorang laki-laki berinisial ACS kelahiran Surabaya dan satu orang perempuan berinisial AH kelahiran Malang," ujar Kombes Farman.

Ditreskrimsus Polda Jatim saat ini masih menggali motif atau tujuan pembuatan video seks tersebut.

Ada yang bilang bahwa pemilik/pembuat video kecolongan. Sepertinya halnya kasus video mesum menghebohkan artis papan atas beberapa tahun lalu.

Tidak.

Bila melihat agedan videonya, itu bukan video kecolongan atau video untuk koleksi pribadi. Kedua pelaku sengaja membuat konten untuk tujuan bisnis, untuk disebarkanluaskan ke khalayak. Supaya dilihat banyak orang. Dan tentunya, menghasilkan banyak uang. Dengan cara disawer.

Hal itu terlihat peran kedua pelaku. Si perempuan 'Kebaya Merah' mengenakan penutup mata hitam, sedangkan si pria bertopeng.

Kalau memang itu untuk koleksi pribadi, keduanya tidak perlu menutupi identitasnya. Toh, hanya untuk pribadi. Tapi ini lain. Keduanya memang sengaja membuat konten supaya bisa dilihat orang.

Bisa jadi ACS dan AH saat membuat video tersebut sedang live streaming. Bukankah sekarang ini banyak aplikasi sex live streaming. Di antaranya Mango Live dan Bigo Live. Kedua aplikasi ini sangat digemari di Indonesia. Terutama oleh kalangan milenial. Selain kedua situs itu, masih banyak situs aplikasi lain yang sampai kini belum diblokir.

Sebenarnya aplikasi Mango Live dan Bigo Live adalah chatting biasa. Sama dengan aplikasi lain. Namun banyak pengguna yang memanfaatkannya untuk memuat konten dewasa. Lihat saja aplikasi MiChat. Tak beda jauh dengan WhatsApp. Bedanya MiChat sekarang banyak digunakan untuk prostitusi online.

Di aplikasi Mango Live-Bigo Live dan sejenisnya, banyak pengguna yang mengunggah konten dewasa untuk menarik perhatian penontonnya.

Aplikasi ini memiliki fitur live video chat, voice chat, serta layanan live streaming 24 jam nonton.

Pengakuan seorang teman yang pernah masuk di Bigo Live menceritakan, biasanya si wanita tampil dengan pakaian tertutup. Itu di awal-awal. Ada yang menggunakan penutup muka. Ada yang tidak.

Tapi rata-rata 'si artis' menutupi identitasnya.

Lalu di situ dia ngobrol ngalor ngidul. Ada yang tampil sendirian. Ada yang bersama temannya sesama perempuan. Nantinya akan menampilkan adegan sesama jenis (lesbi). Ada juga yang bersama pasangan beda jenis. Ada lagi yang bermain threeshome. Satu cowok beradegan ranjang dengan dua cewek bahkan bisa lebih.

Saat penonton mulai banyak, mereka satu persatu mulai membuka pakaiannya. Di sini penonton diajak untuk menyawer jika ingin penutup tubuhnya dibuka.

Saweran tidak berupa uang melainkan berupa hadiah. Semisal bunga, minuman, atau lain-lain. Saweran itu nantinya ditukarkan menjadi uang oleh si artis.

Waktu manggung si artis dibatasi. Biasanya mereka punya target. 2-3 jam. Asal uang sudah dalam genggaman, mereka kemudian mau melakukan apa saja yang menjadi keinginan penonton. Termasuk membuka seluruh bajunya dan beradegan ranjang dengan pasangannya.

Saat itulah para penonton mulai menyiapkan rekaman. Video adegan mesum direkam. Lalu disebar. Toh, para pemainnya juga tidak keberatan. Mereka sudah dibayar. Identitasnya juga tidak terlihat.

Bisa jadi video mesum 'Kebaya Merah' yang heboh itu dibuat saat mereka sedang live streaming. Pasalnya, konten yang dibuat seperti memberi jeda kepada penonton agar melakukan sawer. Setelah disawer maka agedan ranjang pun dimulai.

*Penulis adalah wartawan Kantor Berita RMOL Jatim

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya