Berita

Dunia

Kritikus Piala Dunia Qatar Jadi Target Peretasan Kelompok Hacker Asal India

SENIN, 07 NOVEMBER 2022 | 15:42 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh wartawan Inggris pada Minggu (6/11) menunjukkan adanya aksi peretasan yang dilakukan oleh kelompok peretas asal India dan mengincar para pengkritik Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar.

Hal itu terungkap, ketika surat kabar Sunday Times dan Biro Wartawan Investigasi (TBU) berhasil mengakses data yang bocor dan mengetahui jika puluhan pengacara, wartawan, dan orang terkenal telah diretas sejak 2019.

Lebih lanjut, laporan itu menyatakan pekerjaan peretasan yang dilakukan oleh Hacker India itu dibiayai oleh satu klien saja.


"Penyelidikan kami menunjukkan dengan kuat bahwa klien yang dimaksud adalah tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar," jelas laporan tersebut seperti dimuat AFP pada Senin (7/11).

Identitas korban peretasan juga disebutkan dalam laporan.

Salah satunya ialah tokoh terkenal, mantan presiden Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA), Michel Platini yang diketahui telah diretas menjelang pertemuannya dengan kepolisian Prancis untuk membahas soal korupsi Piala Dunia.

Platini mengaku kaget dan marah atas laporan tersebut. Ia akan segera mengambil langkah hukum pada perbuatan yang melanggar privasinya.

Target lainnya yakni konsultan asal London, Ghanem Nuseibeh, yang perusahaannya yakni Cornerstone pernah membuat laporan mengenai korupsi terkait Piala Dunia.

Kritikus yang tidak setuju Qatar jadi tuan rumah Piala Dunia tahun ini karena dianggap banyak melakukan pelanggaran HAM, seperti Senator Prancis, Nathalie Goulet dan Pengacara  Mark Somos, juga dikabarkan jadi korban peretasan.

Sementara itu, Pemerintah Qatar membantah tudingan itu dengan menyebut laporan dari TBU dipenuhi ketidakkonsistenan dan kesalahan yang mencoreng kredibilitasnya sendiri.

"Laporan itu berasal dari sumber tunggal yang mengaku kliennya adalah Qatar meski tidak ada bukti untuk menunjang pernyataannya," tegas pemerintah Qatar dalam sebuah pernyataan resmi.

Pemerintah juga menekankan jika tuduhan itu dilayangkan tanpa bukti dan hanya dilakukan untuk meningkatkan popularitas di tengah euforia Piala Dunia.

"Sejumlah perusahaan juga mengaku terkait dengan Qatar, meski tidak ada bukti untuk menunjangnya, dalam upaya mendongkrak profil mereka menjelang Piala Dunia," tegasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya