Berita

Drone tentara Iran di Semnan, Iran/Net

Dunia

Ukraina: Sanksi Saja Tidak Cukup, Iran Harus Melihat Pabrik Rudalnya Dihancurkan

SENIN, 07 NOVEMBER 2022 | 07:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemberian pasokan pesawat militer tak berawak oleh Iran ke Rusia telah membuat Ukraina meradang. Mikhail Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Vladimir Zelensky bahkan menyerukan agar pabrik rudal balistik milik Teheran dihancurkan.

Mikhail Podolyak mengatakan hal itu setelah Teheran mengakui bahwa mereka memang menyerahkan pesawat tak berawak militer ke Rusia, dengan menegaskan bahwa ini terjadi sebelum konflik Ukraina pecah pada akhir Februari.

“Saya percaya perlu untuk tidak hanya menjatuhkan sanksi dan embargo, saya yakin perlu meluncurkan serangan terhadap drone dan fasilitas manufaktur rudal balistik di Iran. Negara seperti itu tidak dapat terus melakukan ini dengan impunitas,” kata Podolyak pada hari Jumat, seperti dikutip dari RT, Minggu (6/11).


Podolyak tidak merinci siapa, tepatnya, yang harus melancarkan serangan semacam itu terhadap Republik Islam.

Tuduhan seputar pengiriman senjata yang diklaim dari Iran ke Rusia muncul dalam beberapa pekan terakhir, setelah Moskow mulai menggunakan drone kamikaze baru secara massal di Ukraina.

Pengiriman pesawat tak berawak yang diduga telah meninggalkan penyok besar dalam hubungan antara Iran dan Ukraina, di mana Kyiv menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Teheran.

Baik Moskow maupun Teheran telah berulang kali membantah pengiriman senjata telah terjadi di tengah konflik.

Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengakui bahwa negaranya memang telah menyediakan sejumlah kecil drone kepada Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina.

Dia juga membantah klaim bahwa Iran telah memasok Moskow dengan rudal.

Podolyak mengomentari pengakuan ini, mengungkapkan keraguan bahwa penjelasan seperti itu sebenarnya benar.

"Artinya, alih-alih menghancurkan infrastruktur kritis kami, [drone] telah diletakkan di gudang selama delapan bulan?” katanya.

Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan bahwa Kyiv telah untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan wilayah Donetsk dan Luhansk status khusus dalam negara Ukraina.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya